Visi Kerajaan Allah 2 - Visi dan Melakukan Kehendak Allah
Matius 3:13 - 4:17 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang
"Menyalakan kembali Visi Kita"
Tema kita adalah tentang visi. Visi rohani adalah pandangan
tentang perkara-perkara rohani. Ini bermakna memandang pada hal-hal kekal yang
berbeza dari hal-hal yang fana, duniawi dan jasmani yang bersifat sementara dan
akan hilang. Hidup berjalan sangat cepat . Tanya kepada orang-orang yang sudah
berusia di atas 60 tahun dan mereka mengatakan masa begitu pantas berlalu.
Apakah Anda sekarang baru berusia 30 atau 40 tahun?. Adakah Anda mengangap
bahwa jalan hidup Anda masih panjang. Tidak begitu sobat. Tahun ini usia saya
sudah mendekati 70 tahun. Dan masa muda saya terasa baru saja berlalu. Hal-hal
yang sudah saya kerjakan - rasanya belum lama berlalu.
Apakah Anda Suka pada Tantangan?
Perjalanan melintas Pergunungan Alpen
Sekarang ini waktu saya kesulitan berjalan, hal yang saya
ingat adalah pengalaman saya berjalan-jalan di pegunungan Alpen Swiss di waktu
muda saya. Saya berangkat pagi hari dan berjalan sepanjang hari tanpa makan
atau pun minum. Itu adalah salah satu cara saya untuk melatih disiplin diri.
Swiss adalah negara kaya, nyaman dan makmur, dan saya tidak mau menjadi salah
satu dari orang yang disebut "couch potato (orang yang
bermalas-malasan)". Tidak, saya mau menjadi prajurit Kristus yang disiplin
dan karena itu saya menerapkan latihan yang gila-gilaan. Orang zaman ini
melakukan lintas alam dengan memakai sepatu bot khusus. Pada zaman itu saya
tidak mampu membeli apa-apa, termasuk sepasang sepatu yang seperti itu. Saya
berjalan di atas pegunungan, dan seharusnya memang harus memakai sepatu bot
khusus untuk daerah pegunungan. Namun bukan berarti lantaran saya tidak mampu
membeli sepatu bot pegunungan maka saya tidak bisa menikmati jalur lintasan
yang indah di gunung-gunung itu.
Saya berasal dari keluarga berada. Namun pada saat itu, ayah
saya sudah tidak mau mengenal saya lagi karena saya bertekad untuk menjadi
pengabar Injil. Sebagai putra satu-satunya, dia memang sangat berharap agar
saya menjadi orang besar dalam pengertian duniawi. Dan ibu saya juga sama
sekali tidak mendukung keinginan saya untuk menjadi penginjil. Jadi pada
dasarnya saya telah dibuang. Jadi, entah keluarga saya kaya atau miskin, sudah
tidak banyak pengaruhnya kepada saya. Namun kedatangan saya ke Swiss adalah
dalam rangka mengunjungi ibu saya yang sedang dirawat di sebuah sanatorium di
sana karena sakit paru-parunya.
Saya berjalan lintas alam di pegunungan itu hanya dengan
pakaian biasa. Saya diberitahu bahwa ini adalah tindakan yang gila karena cuaca
berubah dengan sangat cepat di tempat yang tinggi. Bisa sangat hangat di sore
hari dengan matahari yang bersinar cerah, dan bisa menjadi sangat dingin di
malam hari. Dan perlengkapan tambahan yang saya kenakan hanyalah jaket tipis.
Saya memakai sepasang sepatu biasa yang tipis dengan tapak yang halus. Saya
teringat bagaimana para pendaki yang lain memandang saya. Mereka akan melihat
saya dari atas ke bawah sambil bertanya-tanya, "Mengapa kamu mendaki
dengan penampilan seperti ini?" Pada waktu itu tidak ada hal yang dapat
menghambat saya.
Saya mempelajari peta dan memutuskan untuk berangkat dari
poin A menuju poin B. Saya tahu bahwa perjalanan tersebut akan memakan waktu
sekitar 12 jam berjalan kaki. Saya berangkat di pagi hari dan akan tiba di
tempat tujuan pada malam hari. Dan saya melakukan perjalanan panjang ini tanpa
membawa air atau makanan. Dengan cara inilah saya belajar berjalan bersama
Allah. Tuhan memelihara saya. Saya tidak merasa haus atau pun lapar selama
perjalanan dan saya menikmati persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Yang ingin saya tekankan dari pengalaman ini adalah bahwa
jika Anda sudah dilembekkan oleh kehidupan yang biasa Anda jalani di belahan
dunia barat ini, maka Anda tidak akan menjadi seorang prajurit Kristus.
Setidaknya Anda tidak akan dapat bertahan lama. Apakah Anda memahami poin ini?
Berapa banyak dari Anda yang mendisiplin diri sendiri? Saya selalu menghargai
mereka yang melakukan kegiatan olah raga berat dalam rangka mendisplinkan
fisiknya.
Bersepeda melintasi Swiss
Saya juga pernah bersepeda jarak jauh untuk tujuan
memperkuat fisik. Ada teman yang memiliki sebuah sepeda tua di Swiss. Sepeda
tua ini tidak punya persneling dan terbuat dari besi yang berat. Saya
memutuskan untuk melakukan perjalanan empat hari berturut-turut. Pada waktu itu
saya sudah bertahun-tahun tidak bersepeda. Terakhir kali saya bersepeda adalah
di China. Di Shanghai, saya pergi ke mana-mana dengan sepeda karena itulah cara
yang termurah. Anda tidak perlu membeli bensin atau membeli tiket bus. Dan saya
memang bersepeda dari ujung kota Shanghai menuju ke ujung yang lainnya karena
letak tempat tinggal saya dan gereja seperti itu. Shanghai adalah kota yang
sangat besar. Dan secara rutin saya bersepeda melintasinya.
Akan tetapi setelah keluar dari China, saya tidak lagi
bersepeda. Dan saya tidak mau memanjakan tubuh saya. Jadi, karena saat itu
tersedia sebuah sepeda, saya memutuskan untuk menakluk pegunungan Alpen dengan
sepeda tanpa persneling itu. Nah, sekarang ini, di negara barat, sulit untuk
menemukan sepeda tanpa persneling karena memang sudah tidak ada lagi. Semua
sepeda sudah diperlengkapi dengan persneling, entah dengan 3 roda gigi atau
yang jumlah roda giginya sampai 24. Kebanyakan sepeda sekarang memiliki
persneling 21 dan sepeda yang jumlah roda giginya kurang dari 21, sudah
dianggap sezaman dengan dinosaurus. Jika saya berkata, "Ayuh, kita
melintasi Swiss dengan sepeda." Saya pikir Anda akan mengamati sepeda itu
dan berkata, "Yeah, tapi tidak dengan sepeda yang satu ini."
Di hari pertama, saya berangkat dari Swiss bagian utara
langsung menuju Altdorf, yang terletak di pusat negara Swiss. Setelah
perjalanan sehari penuh yang sangat melelahkan, saya tiba di Altdorf dan
bermalam di situ. Di hari berikut, saya harus melintasi gunung Alpen dan jalan
yang harus saya tempuh itu berbentuk zig-zag dan terus menanjak. Saya berusaha
untuk tetap bersepeda, namun di beberapa tempat, saya tak mampu untuk bertahan
di atas sadel sepeda. Akan tetapi saya tetap mencoba sebisanya. Dan sering
kali, saya harus menggendong sepeda yang berat itu di atas punggung saya, dan
langsung mendaki. Saya tidak mengikuti jalan yang berbelok-belok itu, melainkan
saya langsung memotong melewati lereng gunung. Daerah bagian bawah masih
terdiri dari daerah rerumputan, akan tetapi daerah bagian atas sudah merupakan
daerah bebatuan, dan saya langsung saja menuju ke puncak. Di bagian yang
menurun dari jalanan yang berbelok-belok ini, saya membiarkan sepeda tua itu
meluncur dan kecepatannya ada kalanya mendahului mobil. Tikungan demi tikungan,
saya meluncur berkelok-kelok menuju Lugano. Selanjutnya saya bersepeda ke barat
menuju Geneva.
Saya senang dengan anak-anak muda yang gemar tantangan.
Berhadapan dengan tantangan yang berat, mereka akan berkata, "Aku akan
menjalaninya." Mengapa? Injil itu untuk mereka yang tidak terbuai dengan
kenyamanan dan kemudahan, melainkan mereka yang mencari tantangan dan berkata,
"Aku akan menakluknya." Itu sebabnya kalangan muda sering kali lebih
tanggap terhadap Injil. Kalangan tua berkata, "Oh tidak, yang benar saja.
Ini terlalu berat. Terlalu sulit. Hari-hari mengejar tantangan sudah
berakhir." Namun bagi kalangan muda, setidaknya sebagian dari mereka akan
memberi tanggapan.
Bersepeda dari Shanghai ke Suzhou
Semasa saya di Shanghai, saya sudah mulai melakukan kegiatan
untuk mendisiplin dan melatih diri. Saya bersepeda dari Shanghai ke Suzhou.
Sekarang ini, kereta cepat dari Shanghai mungkin hanya butuh waktu satu jam
lebih untuk menuju Suzhou. Di zaman itu, belum ada jalan tol. Jalan-jalan
menuju daerah pedalaman adalah jalan yang becak dan berlumpur. Anda harus
berbelok-belok menghindari genangan lumpur di sana-sini. Demikianlah, saya
bersepeda dari Shanghai menuju Suzhou bersama empat teman yang lain. Perjalanan
itu memakan waktu sekitar 24 jam. Kami bersepeda semalaman tanpa tidur.
Perjalanan yang membutuhkan perjuangan yang berat.
Jalan yang lebar dan jalan yang sempit
Apakah kehidupan Kristen itu berat buat Anda? Atau malah
mungkin terlalu berat bagi Anda. Saya mau katakan bahwa kehidupan Kristen akan
terlalu berat bagi mereka yang tidak punya nyali bagi hal-hal yang berat. Tadi
saya menggunakan gambaran dari pengalaman saya tapi Tuhan menjelaskannya lewat
cara yang berbeda. Tuhan menggunakan gambaran jalan yang lebar dan sempit. Ada
jalan yang lebar, lapang dan mulus, dan banyak orang yang lewat jalan itu; dan ada juga jalan yang sempit.
Jalan yang sempit adalah jalan-jalan pedesaan, jalan setapak
di pegunungan. Jalan ini tidak mulus tetapi kasar dan berbukit-bukit. Jika Anda
mendaki gunung, Anda tidak akan menemukan jalan besar yang mulus. Bahkan jalan
setapak pun tidak ada. Bagaimana cara kita berjalan dari satu titik ke titik
yang lainnya? Sangat sederhana. Ketika Anda sampai di satu titik, Anda harus
mencari satu tanda yang dapat ditemukan setiap 10-20m. Ketika Anda mencapai
titik itu, Anda harus menemukan petanda yang lain, demikianlah seterusnya.
Begitulah cara Anda menempuh perjalanan di gunung. Tak ada jalan setapak di
sana, jika ada sekalipun mungkin berbatu-batu dan sangat sempit.
Itu sebabnya saya pernah katakan bahwa Injil membagi orang
menjadi dua jenis. Ada jenis yang memilih kenyamanan dan kemudahan yang
ditawarkan oleh jalan yang lebar itu, di mana orang banyak akan melintasinya.
Orang banyak tidak akan memilih bersepeda dari Shanghai ke Suzhou. Tak ada yang
mau kecuali empat orang gila macam kami ini, yang bersepeda melintasi jalanan
seperti itu. Orang banyak tentu saja tidak akan mau mendaki gunung yang terjal
itu. Tempat-tempat semacam itu adalah bagi orang-orang yang mencari tantangan.
Berapa banyak dari Anda yang mau bersepeda melintasi Swiss, bahkan dengan
sepeda yang memiliki persneling sekarang ini? Saya tantang Anda, pakailah
sepeda dengan persneling dan cobalah lakukan apa yang pernah saya lakukan
dengan sepeda tanpa persneling dulu, dan nantinya Anda akan berkata,
"Bagaimana cara orang gila ini dulu melakukannya?"
Rute itu adalah: Berangkat dari Swiss Utara di dekat Basle,
turun menuju pusat Swiss yaitu ke Altdorf, dari Altdorf ke Lugano, dari Lugano
ke Geneva dan dari Geneva kembali ke titik awal. Ratusan mil. Waktu tempuhnya
adalah empat hari. Ya, Anda bisa berkata, "OK, engkau orang yang
tangguh," dulu saya memang begitu. Sekarang ini saya hanya bisa mengenangnya
karena sudah tidak punya kemampuan untuk mengulangi hal-hal tersebut. Namun
yang ingin saya sampaikan adalah - dibutuhkan jenis orang yang mendengarkan
panggilan Allah dan mau respon. Yaitu jenis orang yang tidak takut menghadapi
kesukaran-kesukaran.
Nah, saya sengaja memilih beberapa contoh yang, terlihat
agak bodoh bagi orang lain, agak berlebihan karena memang agak mirip dengan
Injil. Orang yang merelakan karirnya, seperti rasul Petrus, Andreas, Yakobus
dan Yohanes. Orang yang bersedia merelakan usaha penangkapan ikannya untuk
mengikuti seorang guru yang tidak terkenal, yang bernama Yesus. Seorang tukang
kayu yang baru saja tampil dan apa yang diberitakan-Nya? Tentang visi Kerajaan
Allah.
Padahal sebelum itu tak seorangpun yang pernah mendengar khotbah
tentang hal ini. Namun ketika orang ini datang apakah Anda bersedia
meninggalkan segalanya dan mengikut Dia? Padahal Dia berkata kepada Anda,
"Kalau kamu mengikut Aku, kamu akan disalib sama seperti Aku
disalibkan." Belum apa-apa orang ini sudah berbicara tentang penyaliban
diri-Nya. Dibutuhkan orang macam apa yang mau mengikut Dia? Ketika Yesus
memilih murid-murid-Nya, Dia mencari orang-orang dari jenis tertentu. Karena
melalui orang-orang jenis inilah misi Tuhan dapat dilaksanakan.
Hanya sedikit yang suka pada Tantangan
Setelah mendengar khotbah yang pertama (Visi Kerajaan Allah
1) istri saya, Helen berkata kepada saya, "Mungkin hanya satu atau dua
orang yang mau menanggapi Kerajaan Allah. Khotbah itu pasti mematahkan semangat
pendengarnya." Saya menjawab, "Saya hanya menyampaikan kebenaran.
Saya tidak mengkhotbahkan khayalan ngawur yang membuat orang-orang di sini
berdiri dan berseru, "Hore! Aku akan mengikut Allah!" Saya sudah
berada di dalam pelayanan ini cukup lama. Saya tahu orang macam apa yang mau
ikut dan yang tidak mau ikut. Saya mengamati seseorang dan saya tahu bahwa yang
ini berpotensi sedangkan yang itu tidak. Maafkan keterus-terangan saya ini.
Saya katakan kepada Helen bahwa memang inilah yang disampaikan oleh Yesus dulu.
Jalan yang menuju kepada kematian itu lebar dan banyak orang yang akan masuk ke
sana. Namun jalan yang menuju kepada hidup sangatlah sempit dan hanya sedikit
yang menemukannya. Kata yang digunakan Yesus adalah "sedikit", ini
bukan karangan saya. Silakan mencari ayatnya. Apa arti 'sedikit'? Bisa hanya
satu, dua atau tiga, itulah yang dimaksud dengan sedikit. Jika jumlahnya
seratus, maka itu bukan sedikit, bukankah begitu? Kata sedikit, jika dipahami
dalam pengertian relatif mungkin berarti 1% atau 2%. Akan tetapi yang 1% atau
2% inilah yang akan menjungkir-balikkan dunia. Sedangkan yang lainnya tidak
menghasilkan apa-apa.
Dan Anda harus memutuskan untuk memilih jalur yang mana,
jalan yang lebar atau yang sempit? Yang banyak atau yang sedikit? Untuk
bergabung dengan yang sedikit, seperti yang sudah saya sampaikan, butuh sikap
hati yang tertentu. Dibutuhkan semacam visi yang bisa membuat Anda mampu terus
melanjutkan perjalanan yang tidak singkat ini, sampai pada akhirnya. Kemana pun
saya berkhotbah, saya berkhotbah bagi orang-orang yang sedikit ini. Saya tahu
itu. Yang lainnya tidur, entah secara mental, fisik atau pun rohani. Mereka
tertidur. Mereka sama sekali tidak dapat ikut. Mereka bahkan tidak mau ikut.
Anda tahu, saya merasa tidak cocok dengan kursi-kursi di
tempat ini. Tampaknya kursi-kursi ini dirancang untuk keperluan tidur. Mereka
tidak dirancang untuk keperluan mendengarkan Firman Allah. Adakah yang melihat
sofa-sofa di lantai atas? Pertama kali melihatnya, saya membatin, "Tempat
macam apa ini? Siapa yang merancang tempat yang keterlaluan seperti ini?"
Maaf kalau saya terlalu berterus terang. Anda bisa lihat betapa kasarnya saya.
Saya membuat banyak orang memusuhi saya. Akan tetapi apakah ini sebuah gereja
atau justru penginapan tempat beristirahat? Saya duduk di salah satu kursi
raksasa itu dan berpikir, "Sekadar bangkit dari sini saja sudah
susah." Ketika Anda duduk, sofa itu begitu nyaman, dan mata Anda mulai
menjadi berat. Siapa yang akan menyalahkan Anda jika Anda tertidur di kursi
semacam itu? Apa yang telah mereka kerjakan? Mereka menyingkirkan kursi keras
yang membuat orang tetap terjaga dan menaruh sofa di sana - nyaman dan nikmat.
Itu sebabnya saya meminta mereka untuk duduk di lantai bawah saja, setidaknya
kursi di lantai bawah tidak senyaman yang di lantai atas sana. Yang di lantai
bawah masih lebih sesuai walaupun masih terasa terlalu nyaman. Anda tidak akan
bisa menghasilkan prajurit dari lingkungan semacam ini.
Angkatan Darat Amerika perlu melatih tentaranya dengan cara
latihan yang nyaris kejam agar mereka siap untuk bertempur, karena para rekrut
berasal dari negara yang menyediakan segala kemudahan dan kenyamanan. Ketika
mereka berperang di Vietnam, yang mereka hadapi di sana adalah para prajurit
sejati, orang-orang yang mampu bertahan menghadapi kesulitan yang terbesar
sekalipun. Amerika sadar bahwa jika mereka ingin menghadapi para prajurit
sejati dari Vietnam maka mereka harus menghasilkan tentara yang sanggup
mengimbangi mereka. Prajurit Vietnam sanggup menghadapi kehidupan yang sangat
sulit. Mereka berangkat berperang hanya dengan sesuap nasi dan maju tanpa
perbekalan makanan apapun dan bertahan hidup dengan memakan dedaunan di hutan.
Oleh karena itu Akademi Militer Amerika membuat latihan mereka menjadi semakin
berat, karena jika tidak, maka mereka
tidak akan dapat memenangkan satu pertempuran pun.
Angkatan Perang Swiss juga harus melakukan hal yang sama.
Mereka membuat latihan yang sangat berat untuk menghasilkan tentara yang punya
daya tahan. Mereka disuruh berenang menyeberangi sungai dengan ransel penuh
muatan seberat 80 pon (sekitar 40 kg). Dapatkah Anda menyeberangi sungai dengan
beban 80 pon di punggung Anda? Anda sudah sangat senang jika mampu menyeret
tubuh Anda ke seberang. Dan sesungguhnya, di dalam latihan menyeberang itu ada
beberapa orang yang tewas tenggelam. Pada saat pertolongan datang, sudah sangat
terlambat. Ada di antara mereka yang tidak pernah sampai di seberang sungai
dengan membawa beban 80 pon di punggung. Dan pihak ketentaraan tidak menyesali
tenggelamnya beberapa orang tentara itu. Anda ingin bergabung dengan
ketentaraan Swiss? Anda perlu mempertangguh diri Anda.
Punyakah kita laskar Kristus yang mampu menanggung kesukaran
melintasi jalan yang sempit? Sanggupkah Anda melintasinya? Saya meragukan
sebagian besar dari Anda. Anda bahkan tidak memiliki kualitas mental yang
memadai untuk itu. Sama halnya dengan angkatan-angkatan perang tersebut,
termasuk angkatan perang Amerika, prajuritnya harus dilatih secara mental,
untuk mengubah cara berpikir mereka supaya mereka mampu bertahan. Mereka
dibentak dan dihina secara sengaja oleh para perwira, dengan tujuan untuk
merendahkan mereka sampai ke titik di mana mereka akan mematuhi setiap
perintah.
Sedikit Pandangan tentang Demokrasi
Demokrasi perlu ditopang lembaga yang tidak demokratis
Di khotbah sebelum ini (Visi Kerajaan Allah 1) saya
menyinggung tentang demokrasi sebagai kehendak dan kekuasaan rakyat. Tahukah
Anda bahwa demokrasi tidak akan dapat bertahan hidup bahkan sehari pun tanpa
adanya satu lembaga yang sama sekali tidak memiliki unsur demokrasi.
Kelangsungan hidup demokrasi sangat bergantung pada lembaga yang tidak
demokratis. Tahukah Anda lembaga apa yang saya maksudkan? Tidak ada lembaga
yang lebih bengis dan otokratis di dunia ini dibandingkan dengan lembaga militer,
termasuk lembaga militer milik Amerika. Lembaga militer Jerman adalah salah
satu mesin perang yang terbaik yang berperang bagi orang semacam Hitler.
Mengapa angkatan perang Jerman dihormati? Karena ketaatan dan kesetiaan mereka
yang absolut. Jika mereka disuruh bertahan sampai dengan orang terakhir, maka
mereka akan bertahan sampai prajurit yang terakhir. Pihak tentara sekutu
memahami hal itu dan korban mereka di dalam mengalahkan tentara Jerman
sangatlah besar. Namun di dalam angkatan perang sama sekali tidak ada
demokrasi. Anda tidak akan mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan,
"Apakah saya akan menyerbu musuh dan menghantam tempat ini sekarang?"
Apakah seorang kapten akan berkata, "Bagaimana menurut kalian? Apakah kita
perlu menyerang di sini?" Tentu tidak demikian! Perintah datang dari
atasan, "Serang!" Dan Anda harus berangkat. Tak peduli berapa jumlah
korban, kerugian, urusan Anda hanya maju dan merebut titik strategis tersebut.
Demokrasi tidak dapat bertahan jika tidak didukung oleh lembaga kuat yang tidak
demokratis.
Perekonomian akan runtuh dengan demokrasi
Sebenarnya sangat sedikit lembaga yang benar-benar
demokratis karena jika mereka demokratis, maka seluruh bangsa akan runtuh. Apa
maksud saya? Nah, mari kita ambil contoh sebuah perusahaan besar seperti
General Motors, perusahaan kendaraan terbesar di dunia. Bagaimana cara
perusahaan General Motors dijalankan? Apakah dengan mengadakan pemungutan suara
mengenai apakah Anda mau masuk kerja hari ini? Berapa banyak mobil yang akan
kita produksi hari ini? Mari kita pungut suara, mari kita diskusikan. Hari ini,
cuaca agak panas jadi kita kurangi saja produksi menjadi 2000 mobil, besok,
jika cuaca agak membaik, mungkin 3000 mobil. Atau, hari ini, saya merasa kurang
enak - mari kita semua pergi berpiknik dan lupakan sejenak tentang pekerjaan.
Kalau demikian caranya, perusahaan tentu saja akan jatuh bangkrut! Apakah ada
perusahaan yang merupakan lembaga yang demokratis? Dapatkah Anda berbuat sesuka
hati? Apakah mereka mengadakan pemungutan suara untuk mempertimbangkan pendapat
Anda? Anda pasti bercanda! Pimpinan perusahaan memberi perintah - kita akan
memproduksi dengan cara ini dan pembagian pekerjaan akan dilakukan seperti ini.
Jika Anda ingin mogok kerja, dan jika alasan Anda masuk
akal, silakan, tetapi jika tidak masuk akal, Anda dipecat. Undang-undang yang
mengatur tentang pemogokan juga ada. Anda lihat, demokrasi tidak berjalan di
sini. Perekonomian bisa ambruk. Perusahaan besar tidak akan dapat beroperasi.
Ia harus memiliki disiplin militer, dalam kadar tertentu, tidak sebesar yang
ada di dalam tubuh militer, akan tetapi harus ada disiplin jika suatu
perusahaan ingin bertahan. Singkirkanlah unsur-unsur yang tidak demokratis itu,
maka demokrasi akan tamat riwayatnya.
Apakah kita memiliki demokrasi yang sejati?
Suatu angkatan perang itu terdiri dari ratusan ribu orang,
dan tidak ada unsur demokrasi di dalamnya. Setiap orang akan mengerjakan tugas
sesuai dengan perintah. Seorang prajurit telah bersumpah untuk setia dan taat
sepenuhnya - dan hal itu terjadi di tengah negara yang demokratis. Jika
demokrasi memang cukup kuat di dalam dirinya sendiri - Anda tidak akan
membutuhkan angkatan perang, kenyataannya demokrasi butuh angkatan perang untuk
dapat bertahan hidup.
Kerajaan Allah bertolak belakang dengan kerajaan duniawi
karena kerajaan duniawi berpusat pada manusia. Dan penempatan manusia sebagai
pusat perhatian bukanlan hal yang sesungguhnya demokratis tetapi terkandung di
dalamnya unsur otoriter karena kekuasaan berada pada lembaga militer. Hal ini
menjelaskan mengapa demokrasi begitu sering diambil alih oleh pihak militer.
Negara-negara di Amerika Selatan sering mengalaminya - saat seseorang tampil ke
kursi kekuasaan dan tidak lama kemudian dia digulingkan oleh pihak militer.
Pihak angkatan perang mengambil alih kendali dan tak ada yang bisa berbuat
apa-apa karena sudah jelas Anda tidak bisa melawan angkatan perang.
Demikianlah, para jenderal dengan mudah mengambil alih kekuasaan. Demokrasi
tidak dapat bertahan tanpa sokongan lembaga militer. Ini adalah suatu tragedi.
Itu sebabnya, sebenarnya, tidak ada demokrasi yang sejati. Kerajaan-kerajaan
duniawi mengklaim memilikinya dan namun dalam kenyataannya bukan demikian.
Akan tetapi di dalam Kerajaan Allah, Allah memegang kendali.
Dia bukanlah diktator. Dia bukanlah tiran. Dia adalah Pribadi yang mengangkat
kepentingan terbaik kita layaknya seorang ayah. Itu sebabnya kita, yang
melangkah bersama dengan Allah, memanggil-Nya 'Bapa'. Bapa adalah kepala rumah
tangga. Seorang bapa yang baik memegang kendali akan tetapi dia bukanlah tiran.
Namun Dia menghendaki kualitas-kualitas tertentu. Jika Anda memiliki anak, anak
macam apa yang Anda kehendaki? Apakah anak yang senang bermain-main saja
sepanjang hidupnya? Yang tidak punya disiplin pribadi? Yang menghamburkan uang
Anda? Yang terus saja bermasalah? Anak macam apakah yang Anda inginkan? Dan
anak-anak macam apakah yang dikehendaki oleh Allah? Seharusnya ini adalah hal
yang mudah untuk dipahami.
2 Macam Manusia
Pada dasarnya, ada dua macam orang di dunia ini. Yesus di
dalam setiap perumpamaan-Nya menegaskan hal itu. Yang satu, contohnya, dapat
disebut sebagai domba, dan yang satunya lagi kambing. Atau bisa juga, gandum
dan lalang. Perbandingan ini bisa dilihat di sepanjang Kitab Suci. Dan di dalam
ruangan ini juga terdapat dua macam orang. Anda termasuk ke dalam salah satu
dari dua kategori itu. Termasuk apakah Anda ini? Jenis yang pertama adalah yang
mengerjakan kehendak Allah dan mereka tahu bahwa mereka mengerjakan hal itu
karena mereka berkomitmen untuk melakukannya. Dan jenis yang lainnya adalah
yang tidak mengerjakan kehendak Allah. Banyak orang yang berada di
tengah-tengah, yang tidak tahu apakah mereka mau mengerjakan kehendak Allah
atau tidak, dan mereka menghabiskan seumur hidupnya hanya untuk memastikan hal
itu. Dan selama Anda belum memastikan hal itu, maka Anda boleh yakin bahwa Anda
tidak sedang melakukan kehendak Allah. Anda perlu membuat suatu keputusan.
2 Macam Reaksi
Nah, izinkan saya menguraikan lebih jauh lagi tentang hal
hidup di dalam Kerajaan. Saya sudah membahas sedikit tentang hidup di dunia.
Saya akan melanjutkan sedikit lagi sebelum membahas tentang sikap hati yang
dibutuhkan untuk mempelajari Injil. Bahkan di saat saya sedang berkhotbah, Anda
akan mendapati ada dua macam sentimen yang tumbuh di dalam diri Anda. Saya
bukanlah seorang pengkhotbah yang populer karena saya menyampaikan Firman
Allah, dan Firman Allah itu akan menyinggung hati atau terdengar bodoh,
bergantung pada sikap hati Anda. Itulah yang dikatakan oleh rasul Paulus. Yang
kita bicarakan adalah kuasa Allah. Paulus menyampaikan hal ini di dalam 1
Korintus 1:17 bahwa kuasa tersebut adalah suatu kebodohan bagi sebagian orang
dan batu sandungan bagi yang lainnya. Apa pandangan Anda? Suatu kebodohankah?
Atau batu sandungan? Apakah Anda memiliki syarat yang dibutuhkan untuk melihat
visi itu? Dan itulah alasan mengapa saya menguraikan poin yang satu ini karena
tak ada gunanya berbicara tentang visi yang tidak bisa Anda lihat, karena
tanggapan Anda pada khotbah ini adalah, "Oh, saya belum pernah mendengar
tentang hal ini. Sungguh menyinggung. Sangat mengganggu."
Di dalam Matius 7:6 Yesus berkata, "Jangan berikan
barang yang kudus kepada anjing dan jangan lemparkan mutiara kepada babi."
Nah ketika saya masih baru menjadi Kristen, saya merasa bahwa ayat ini
sangatlah menyinggung hati. Apakah ayat itu terasa menyinggung? Setelah
bertahun-tahun, saya baru menyadari betapa benarnya ayat itu. Jika Anda
melemparkan barang yang kudus kepada anjing, jika Anda lemparkan mutiara kepada
babi, tahukah Anda apa hasilnya? Mereka akan menginjak-injak barang itu dan
berbalik mengincar dan meremukkan Anda. Itu adalah perkataan dari Yesus di
dalam Matius 7:6 dan bukan perkataan saya - lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Kebenaran akan membangkitkan kemarahan dan kebencian yang
amat sangat. Ketika rasul Paulus memberitakan keselamatan dari Allah (ingatlah,
yang dia khotbahkan adalah keselamatan bukan kutukan) namun yang dia dapatkan
adalah lemparan batu, dan ia bahkan pernah dilempari dan ditinggalkan karena dikira
sudah mati. Berapa kali dia dipukul atau dicambuk? Berapa besar penderitaannya?
Dia berkata bahwa dia memiliki bekas luka di sekujur tubuhnya sebagai bukti
kesetiaannya kepada Kristus. Mengapa orang-orang melempari dia dengan batu
padahal dia tidak mengatakan hal-hal yang buruk pada mereka, melainkan
menyampaikan tentang keselamatan dari Allah dan mengundang mereka untuk datang
dan mengerjakan kehendak Allah?
Saya sudah berkali-kali diserang. Saya diserang bukan oleh
batu tetapi kata-kata yang dirancang untuk mencabik dan memfitnah saya dalam
segala hal. Dan itu justru dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya
"Kristen". Di sini, kita bisa melihat sesuatu yang jauh lebih buruk
ketimbang sekadar reaksi negatif, "Aku tidak suka dengan khotbah ini. Aku
tidak mau mendengarkannya." Ada orang yang akan mengacuhkan Anda; itu
adalah hal yang paling baik yang akan mereka lakukan terhadap Anda. Yang
lainnya akan mengoyak diri Anda. Sanggupkah Anda menanggungnya? Tak usahlah
berbicara tentang bersepeda melintasi Swiss atau dari Shanghai ke Suzhou dan
petualangan sejenis itu. Sanggupkah Anda menerima kata-kata yang kasar,
kata-kata yang tidak adil, tidak benar dan tidak membalasnya? Saya tidak pernah
membalas atau memfitnah mereka yang memfitnah saya. Tidak, saya tidak melakukan
hal tersebut karena saya punya Dia yang akan menangani semua perkara itu pada
waktunya.
Tapi sekarang, jika Anda memiliki sikap hati yang berkata,
"Apapun kebenarannya, aku siap untuk menjalankannya tak peduli apapun yang
dipikirkan oleh orang lain." Anda tidak melakukan kebenaran bagi
kepentingan orang lain; Anda tidak bisa menyerahkan hidup Anda kepada Allah
karena tekanan keluarga atau karena hal apapun itu. Anda harus melakukannya
demi satu alasan saja: bahwa Anda sendiri telah mulai melihat visi itu dan Anda
mengambil langkah ke depan. Saya tidak tahu apakah Anda dapat melakukan itu.
Mukjizat Terjadi bagi yang melakukan Kehendak-Nya
Selanjutnya terjadilah hal-hal yang ajaib. Mukjizat terjadi.
Kadang kala, saya malah tidak tahu bagaimana harus bersaksi pada orang-orang
tentang perjalanan luar biasa saat melangkah bersama dengan Allah. Saya merasa
bahwa mereka telah melewatkan begitu banyak hal dan mendapatkan sangat sedikit.
Mereka memiliki rumah yang besar, mobil yang mewah, tetapi tidak ada artinya.
Semua itu akan berlalu. Mereka memiliki hal-hal yang tidak berharga untuk
dimiliki. Jika saya mengenang kembali tahun-tahun panjang langkah saya bersama
Allah, dan segala yang saya alami bersama-Nya, saya tidak akan bersedia
menukarkan satupun dari itu semua dengan mobil atau rumah atau yang lainnya.
Sungguh ajaib dapat mengenal Allah dan dapat berkomunikasi dengan-Nya!
Mukjizat Israel
Nah, mari kita kembali ke Kedaulatan Allah (Kingship of
God). 'Raja (King)' adalah kata yang kuno. Kita jarang memakai kata 'raja'
sekarang ini. Tidak masalah. Kata Kedaulatan Allah (Kingship of God) bisa kita
ganti dengan kata Kepemimpinan Allah (Headship of God), Pemerintahan Allah
(Rulership of God), Kepresidenan Allah (Presidency of God), dan sebagainya,
asalkan Dia berada di posisi itu bukan atas dasar pemungutan suara. Israel
adalah satu-satunya negara yang memulai dengan theokrasi; satu-satunya negara
yang diperintah oleh Allah. Dan Allah memerintah Israel melalui seorang yang
bernama Musa. Allah menugaskan Musa, orang yang agak pemalu, pendiam, mirip
dengan Timotius di dalam Perjanjian Baru. Allah menugaskan Musa untuk memimpin
bangsa Israel menghadapi tantangan yang luar biasa, yang membuat petualangan
saya melintasi Swiss menjadi tidak berarti karena Musa harus memimpin bangsa
ini melintasi padang gurun menuju ke Tanah Perjanjian. Dia harus memimpin perjalanan
yang melibatkan 2 juta orang.
Tantangan macam apa ini? Dua juta orang bergerak melintasi
padang gurun, di sepanjang lintasan itu jelas tidak ada toserba di mana Anda
dapat membeli minuman dingin sebagai penyegar, tak ada McDonald's atau Kentucky
Fried Chicken, bahkan tidak ada jalan raya! Dua juta orang berjalan melintasi
padang gurun yang gersang. Jika Anda sempat membaca Kitab Keluaran lagi, Anda
akan tahu bahwa ini adalah suatu tantangan yang sangat besar! Tak mungkin bisa
dikerjakan! Pikirkan saja masalah logistiknya! Jika Anda perhitungkan baik-baik
situasi tersebut, berapa banyak air yang dibutuhkan oleh dua juta orang dalam
sehari? Padahal air adalah barang yang langka di padang gurun! Saya pernah
mengunjungi padang gurun tersebut dan saya berpikir, dapatkah saya menghabiskan
waktu 24 jam di padang gurun yang gersang ini? Di dalam kedinginan di malam
hari, dan kepanasan di siang hari?" Akan sangat sulit untuk melintasi
padang gurun tersebut, apa lagi melintasinya dalam kumpulan dua juta orang berikut
anak-anak dan barang-barang.
Poin dari bagian ini adalah: Allah itu Raja. Allah yang
memegang kendali. Dan apa yang terjadi jika Anda melangkah, bukan dengan
kehendak Anda melainkan dengan kehendak Allah? Mukjizat akan terjadi.
Ketika saya masih baru menjadi Kristen, itu semua menjadi
pedoman buat saya. Saya melangkah di berbagai padang gurun bersama Allah. Saya
pernah tidak memiliki penghasilan, tanpa makanan, dan seringkali tanpa uang
satu sen pun di kantong. Saya harus memasrahkan diri kepada Allah bagi
pemenuhan kebutuhan saya. Dan Allah yang saya sembah itu nyata. Semakin Anda
melakukan kehendak Allah, semakin Anda mengalami kenyataan Allah. Dan semakin
Anda mengalami kenyataan Allah, maka semakin giat Anda melakukan kehendak
Allah. Terbentuk suatu lingkaran rohani yang bertumbuh dengan intensitas yang
semakin meningkat.
Apakah Allah itu nyata bagi Anda? Saya rasa sangat sedikit
orang yang mengenal Allah secara nyata. Dan karena Anda tidak mengenal Dia
secara nyata, maka Anda akan menganggap perjalanan ini adalah tindakan gila.
Bayangkan perjalanan bagi dua juta orang melintasi padang gurun. Bahkan dalam
kondisi di zaman sekarang ini saja sulit. Jika Anda tidak percaya, cobalah
berjalan di padang gurun Sinai cukup dua hari saja dan lihat sendiri seberapa
jauh jarak yang dapat Anda tempuh. Tak ada air di sana. Anda boleh membawa air
sebanyak yang Anda mau. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melintasi jalur
yang paling pendek di gurun Sinai tanpa memakai kenderaan? Silakan mengambil
jalur yang terpendek. Lakukan dengan berjalan kaki. Berangkatlah dengan air dan
makanan sebanyak yang mampu Anda bawa dan coba lihat seberapa jauh Anda bisa
berjalan. Tidak terlalu jauh saya rasa. Kita membaca tentang semua hal ini
tetapi kita tidak memahami. Anda tidak akan dapat membawa persediaan kebutuhan
buat dua juta orang di sana untuk jangka waktu yang lama. Makanan atau minuman
itu akan segera habis. Allah ingin menunjukkan bahwa jika Dia adalah Raja, maka
Anda tidak akan kekurangan apa pun. Selama Anda mengerjakan kehendak-Nya, maka
Anda akan mengetahui realitas Allah. Hal ini terlalu indah untuk diungkapkan
dengan kata-kata.
Mukjizat Stasiun radio
Saya sudah menanggapi sebuah tantangan. Tuhan memberi saya
tantangan dan Dia tak pernah gagal. Saya sudah pernah memberi kesaksian
mengenai mimpi saya agar China terbuka bagi Injil. Dan bagaimana cara kami
membawa Injil masuk ke China dalam waktu yang paling singkat? Salah satu jalan
yang terpikirkan oleh saya adalah melalui siaran radio. Kami perlu memiliki
sebuah stasiun radio. Saya berkata, "Tuhan, apakah akan sesuai dengan
kehendak-Mu jika kami mencoba membawa Injil masuk ke dalam China melalui siaran
radio?" Saat saya di Montreal, saya sempat berbincang-bincang dengan
seseorang di gereja kami, seorang profesor di McGill jurusan teknik
elektronika, dan saya tanyakan mengenai siaran radio. Dia berkata, "Saya
bukan ahli di bidang itu." Tetapi dia berkata, "Saya kenal seorang
profesor yang ahli di bidang Transmisi radio." Lalu dia memperkenalkan
saya kepada profesor ini. Hal pertama yang ditanyakan oleh profesor ini adalah,
"Apakah Anda punya banyak uang?" Saya menjawab, "Tidak. Saya
tidak punya banyak uang." Dia menyahut, "Nah, jika Anda berbicara
tentang siaran radio, maka hal itu melibatkan uang jutaan dolar. Anda tidak
sedang berbicara tentang uang receh di sini. Tanpa dana jutaan, maka Anda tidak
bisa membahas tentang penyiaran." Lalu dia memberi saran yang lebih murah
seperti menyewa jam siar di Radio CBC dan mengadakan siaran dari Kanada, dan
sebagainya. Dia tidak tahu pasti apakah CBC bersedia menyewakan jam siarnya
tetapi dia berkata akan mencari tahu tentang hal itu.
Jadi saya harus menangguhkan rencana itu untuk sementara
waktu sampai suatu hari, seorang rekan sekerja berkata kepada saya, "Ada
sebuah stasiun radio Kristen yang menawarkan untuk menjual stasiun siaran
mereka yang menjangkau China." Saya menyahut, "Benarkah?" Lalu
saya teringat pada kata-kata si profesor itu, "Anda perlu dana jutaan
dolar." Berapa banyak uang yang dibicarakan dalam tawaran itu? Wah! Sejuta
dolar AS! Dari mana kami punya uang sejuta dolar? Tak ada orang kaya di gereja
kami. Bagaimana kami bisa menggali dana sebanyak itu? Itu menjadi satu
tantangan bagi kami. Apakah Allah Anda nyata? Nah saya berpikir, "Jika ini
memang kehendak-Mu, Tuhan, apalah artinya sejuta dolar?" Bagi Allah,
apakah itu masalah besar? Tentu bukan.
Apakah uang USD 1 juta itu besar bagi Anda? Tentu saja.
Terutama jika dana Anda bahkan tidak mencapai sepersekian dari itu. Pemilik
stasiun itu sangat perlu untuk menjual stasiun radio itu karena mereka terlilit
hutang dan berniat menjual stasiun radio tersebut kepada orang-orang yang
mengasihi Tuhan. Stasiun itu adalah stasiun radio Kristen dan mereka mengasihi
Tuhan, dan mereka bersedia menjualnya dengan harga yang sangat murah, karena
sebagaimana yang telah dikatakan oleh si profesor itu, membeli sebuah stasiun
radio butuh biaya jutaan dolar. Dan stasiun radio itu awalnya berharga USD 5
juta. Akan tetapi mereka bersedia menjualnya dengan harga sejuta saja.
Lalu apa yang akan Anda lakukan? "Apakah tawaran itu
diambil?" Kemudian Anda memeriksa dompet Anda dan berkata, "Tak bisa
dilaksanakan." Akan tetapi saya sudah mengenal Allah saya selama
bertahun-tahun. Apakah Allah itu nyata? Cukup nyata untuk menaruh uang sejuta dolar
di atas meja? Apakah menurut Anda begitu? Apa jawaban Anda jika Anda yang
menerima tawaran itu? Saya sendiri berkata, "Ya, kita ambil tawaran itu.
Selanjutnya kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh Tuhan." Nah,
kejadiannya sungguh indah. Mulai tahun 2000, stasiun radio itu telah mengadakan
siaran ke China selama 4 1/2 jam sehari. Firman Allah menyebar dan mampu
menjangkau lebih banyak orang dalam 4 1/2 jam dalam sehari, jauh melampaui
jumlah yang mungkin sanggup kita jangkau di sepanjang hidup kita.
Dan di samping itu kami menghadapi lebih banyak tantangan
lagi. Pertama-tama, kami tidak punya teknisi radio yang menguasai seluk-beluk
pengoperasian sebuah stasiun radio, kami tak tahu apa-apa tentang pengoperasian
stasiun radio. Itu sebabnya mengapa saya katakan bahwa jika Anda tidak mengenal
Allah secara nyata, maka kehidupan Kristen yang sejati itu menjadi mustahil
dijalani.
Apakah Anda yang di gereja pernah melihat seseorang membawa
kantung sambil berkata, "Sumbangan buat pembangunan stasiun radio"?
Itu adalah cara yang lazim yang digunakan oleh gereja - menggalang dana. Kami
memiliki lebih dari 25 gereja untuk mengedarkan kantung sumbangan tersebut akan
tetapi kami tak pernah melakukannya. Tak pernah ada orang yang didatangi dengan
kantung sumbangan tersebut. Saya percaya pada Allah yang hidup. Saya tidak
meminta pada seorang pun dalam menyediakan dana sebesar HK$ 8 juta itu. Berapa
banyak uang yang Anda sumbang? Mungkin tak ada sama sekali, atau sedikit
sekali. Dan dari manakah uang HK$ 8 juta itu datang? Sungguh indah cara Allah
bekerja.
Sekitar dua tahun sebelumnya, ada seorang saudara yang
memiliki tabungan senilai lebih dari HK$ 3 juta, dan dia mendatangi saya dan
berkata, "Aku ingin menjual apartemenku yang bernilai HK$ 3,5 juta. Aku
ingin memberi untuk pekerjaan Tuhan. Ke mana uang itu bisa ku-salurkan?"
Saya berkata, "Sekarang ini saya tidak punya saran untuk pemakaian uang
itu. Mengapa tidak kamu simpan saja sampai tiba saatnya nanti di mana Tuhan
akan memakai uang itu?" Dan di tahun berikutnya, dia datang lagi kepada
saya, "Aku sudah menunggu selama setahun." Dia sangat berhasrat untuk
menyumbangkan dana yang sebesar HK$ 3,5 juta itu. Dan saya menjawab,
"Maaf, masih belum terlihat petunjuk tentang pemakaiannya, jadi mengapa
tidak disimpan saja uang itu sampai datangnya petunjuk nanti?" Lalu
sekitar satu setengah tahun kemudian dia mendatangi saya lagi, "Bagaimana
nasib uang yang HK$ 3,5 juta ini? Saya tidak mau dana ini menganggur." Di
Hong Kong, jika Anda menabung maka Anda akan menerima bunga sekitar 1/2 persen
jadi menabung di bank hampir tidak ada imbalannya. Lalu, pada saat itu, saya
berkata, "Ya, ada petunjuk sekarang. Maukah Anda memakainya dalam
pembelian stasiun radio?" Matanya berbinar, "Akhirnya!
Akhirnya!" demikian katanya.
Dan ajaibnya, kemudian datanglah orang-orang kepada saya dan
berkata, "Aku punya HK$1 juta, aku punya HK$2 juta." Kami harus
menyelesaikan pembayaran pembelian stasiun radio tersebut dalam setahun. Kami
membayar sebanyak tiga kali di luar pembayaran pertama. Jika ada satu
pembayaran saja yang gagal, maka pembelian kami dibatalkan dan semua uang yang
telah kami keluarkan itu akan terbuang percuma. Dengan kata lain, jika kami
sudah membayar sebanyak tiga kali, dan pada pembayaran yang keempat kami tidak
mampu memenuhinya, maka semua uang yang telah dikeluarkan itu akan hilang
karena begitulah kontrak yang tertulis. Jadi kami harus benar-benar
mengandalkan Tuhan agar dana yang dibutuhkan dapat tersedia tanpa publisitas.
Tak ada orang yang pernah mendengar pengumuman dari kami mengenai hal itu, kami
sama sekali tidak melakukan acara penggalangan dana, kami tidak melakukan acara
apa pun dengan tujuan mendapatkan dana. Sungguh indah cara Allah bekerja. Saya
menjadi saksi atas semua ini. Keajaiban dari kuasa Allah! Tak ada cara
manusiawi yang dipakai.
Seberapa nyata Allah Anda? Nah ketika Israel memiliki Allah
sebagai Raja, keajaiban-keajaiban terjadi. Keajaiban macam apa yang terjadi?
Jika 2 juta orang membutuhkan air minum, dapatkah Anda bayangkan seberapa
banyak air yang dibutuhkan di padang gurun itu? Dan Anda tentu tahu apa yang
Musa kerjakan saat itu. Dia disuruh, "Pukullah batu itu dan air akan
memancar keluar." Dia lalu memukul batu itu dan air memancar keluar. Air
keluar dari batu? Berapa banyak air yang Anda butuhkan untuk mengalirkan
sungai? Kebutuhannya untuk 2 juta orang dan itu bukan sekadar untuk minum saja
melainkan juga untuk mandi dan cuci. Sungguh ajaib! Bagaimana dengan kebutuhan
makanan? Diberikan dalam bentuk manna. Di pagi hari, manna tersedia di atas
tanah dan siap untuk dipunguti. Anda bisa membuat roti atau serabi jika Anda
suka, terserah Anda. Anda bisa makan sebanyak yang Anda suka dan manna ini juga
sangat bergizi. Makan manna sangat menyehatkan tubuh Anda. Selama 40 tahun,
Allah menyediakan air dan makanan.
Apakah Anda pikir itu semua hanya dongeng? Apakah Anda pikir
Allah kita itu hanya tokoh dongeng saja? Jika memang demikian pikiran Anda,
maka khotbah ini bukan untuk Anda. Orang-orang bertanya, "Nah, seberapa
nyata Allah itu? Jika saya lapar, apakah Dia akan memberi makan?" Tentu
saja. Saya mengalami hal itu sampai sekitar tiga tahun waktu saya di China.
Saya berbicara sebagai orang yang tahu akan hal ini. Anda yang menikmati segala
kemudahan dan kenyamanan hidup memang kurang beruntung. Segala kebutuhan Anda
sudah terpenuhi, karena itu Anda tidak pernah perlu mengandalkan Allah untuk
memenuhi kebutuhan Anda. Jika Anda sakit dan tak punya uang dan tak punya
Allah, maka Anda benar-benar dalam masalah. Tapi jika Anda punya Allah, maka
Anda tidak kekurangan apa-apa, asalkan, Anda benar-benar selalu mengerjakan
kehendak-Nya.
Apakah Anda Mengenal Allah?
Mengerjakan kehendak-Nya, bukan berarti bahwa Anda melakukan
kehendak-Nya untuk sementara saja. Bukan juga sekadar memikirkan bahwa Anda
sedang mengerjakan kehendak-Nya. Kita sangat ahli dalam menipu diri sendiri.
Kita harus memeriksa diri kita setiap saat. Apa maksudnya mengira bahwa Anda
sedang mengerjakan kehendak-Nya? Ada bedanya antara agama dengan kerohanian.
Saya sampaikan kemarin(Visi Kerajaan Allah 1) bahwa saya tidak punya hubungan
apa-apa dengan agama. Demikian pula seharusnya dengan Anda.
Tahukah Anda perbedaan antara agama dengan kerohanian? Yang
mana yang Anda miliki? Perbedaannya adalah seperti langit dan bumi. Menjadi
rohani berarti berhubungan dengan Allah dan mengenal Dia, Allah yang sejati.
Mengenal-Nya berarti memperoleh hidup yang kekal (1 Yoh 5:20). Apakah Anda
mengenal Dia? Jika Anda tidak mengenal Dia, maka Anda tidak memiliki hidup yang
kekal. Itulah kata-kata yang tertuang dalam Alkitab. Diselamatkan, dalam bahasa
yang alkitabiah, berarti memiliki hubungan dengan Allah, berarti Anda harus
mengenal Dia.
Mengenal Allah vs. agama, ritual, teologi, penyembuhan iman
Anda tidak perlu mengenal agama. Jarang di antara
orang-orang dalam agama yang mengetahui sesuatu tentang Allah. Mereka
mengetahui tentang Allah lewat ilmu pengetahuan, akan tetapi mereka tidak tahu
sebenarnya siapa yang mereka bicarakan. Agama adalah sistem buatan manusia,
sebagian besar merupakan unsur kebudayaan. Lihat saja gaya arsitektur bangunan
gereja, apakah itu gaya arsitektur dalam Alkitab? Tentu tidak. Itu gaya
bangunan manusia. Jika Anda berada di negara-negara barat, maka gaya bangunan
gereja baratlah yang Anda lihat, jika Anda berada di timur, maka gaya bangunan
timurlah yang Anda lihat. Tak ada hubungannya dengan Alkitab, tak ada
hubungannya dengan Allah. Itu gaya bangunan kita sendiri. Kita gemar memakai
gaya kita sendiri dalam membangun sesuatu. Anda bisa saja membangun gereja
dengan gaya apa pun, termasuk bentuk yang sederhana sekalipun. Akan tetapi itu
tidak ada hubungannya dengan Allah.
Kemudian ada berbagai macam upacara dan ritual. Kita juga
punya berbagai macam upacara bukan? Kita memulai dengan sekitar 40 atau 10
menit bernyanyi. Saya pernah datang ke sebuah gereja yang acaranya menyanyi
dari awal hingga akhir dan Anda bertanya-tanya apakah akan ada khotbah di
gereja ini. Mereka terus saja menyanyikan lagu demi lagu. Ada paduan suara yang
menyanyi di sebuah panggung, dan jemaat juga sesekali bernyanyi. Lalu para
penyanyi di atas panggung menyanyi kembali. Hal itu berlanjut terus. Lalu saya
membatin, "Sudah satu jam saya di sini. Apakah acara menyanyi ini akan
berakhir? Apakah pendetanya akan berkata, "Baiklah, kita akan menyampaikan
doa penutup dan mengakhiri ibadah hari ini"? Nah, di ujung acara, memang
ada acara bersaksi, bukan khotbah melainkan acara kesaksian. Saya tidak ingat
kesaksian yang diberikan. Setiap gereja mempunyai tradisinya sendiri-sendiri.
Kadang kala saya dengar di TV, isi khotbahnya mengenai
bagaimana agar Anda menjadi kaya. Ikuti prinsip ini, yaitu prinsip Abraham.
Abraham sangat kaya. Ini saya sebut sebagai, "Injil Abraham." Mereka
tidak memberitakan Injil Kristus, mereka memberitakan 'Injil Abraham' karena
Yesus miskin dan Abraham kaya. Siapa yang mau Injil Yesus? Mereka menginginkan
'Injil Abraham'. Cara untuk menjadi kaya. Dia memiliki kawanan ternak yang tak
terhitung jumlahnya. Dan kita menerjemahkan itu sebagai harta benda, mobil atau
apa pun itu. Itulah kekristenan sekarang ini. Itulah agama. Saya tidak mau
menyebutkan nama, namun jika Anda menyalakan TV, maka Anda akan tahu.
Atau, hal lainnya adalah kesembuhan. Si penyembuh iman
berkata, "Saat ini saya melihat ada yang sedang menderita kanker dan
kanker itu terdapat di sini dan di situ. Dan ada juga yang menderita sakit di
mata kanannya dan saya berdoa buat Anda. Saya berdoa bagi Anda sekarang dan
kanker serta penyakit mata itu sedang lenyap. Anda harus mempercayai hal
itu." Pasti akan ada orang yang menderita kanker dan sakit di mata
kanannya ketika Anda sedang berbicara di TV atau radio. Saya jemu dengan segala
macam trik agama atau omong kosong seperti itu. Tentu saja, di ujung acara
mereka berkata, "Dalam rangka mempertahankan keberlangsungan acara ini,
kami membutuhkan sumbangan amal Anda. Ingatlah kami dan kami akan memberikan
Anda brosur gratis jika Anda mengirimkan sumbangan kepada kami."
Kami tidak melakukan hal tersebut di stasiun radio kami.
Sebaliknya, kami justru berkata, "Jika Anda berminat pada isi khotbah ini,
kami akan mengirimnya dalam bentuk cetakan jika Anda mau, atau melalui
internet, atau dengan cara lain yang sesuai dengan keinginan Anda." Kami
tidak pernah meminta barang sesen pun dari setiap orang. Bedanya seperti langit
dan bumi. Agama butuh uang untuk bisa berlanjut. Kerohanian tidak butuh itu;
jika Anda butuh uang, Allah akan memberinya; Anda tidak perlu meminta kepada
orang lain untuk itu. Perbedaan antara agama dan kerohanian adalah seperti
perbedaan di antara langit dan bumi.
Anda bisa saja menjadi seorang pendeta di sebuah gereja
tanpa mengenal Allah. Gereja sekarang ini penuh dengan pendeta yang tidak
mengenal Allah. Mereka adalah musuh terbesar saya karena saya selalu
mengungkapkan keberadaan mereka. Mereka tidak seharusnya menjadi pendeta jika
mereka tidak mengenal Allah. Jenis pendeta yang saya akui sesuai dengan Alkitab
adalah orang-orang yang melangkah bersama Allah, yang mengenal Allah yang
hidup. Jangan mengira karena Anda adalah lulusan sekolah Alkitab, telah
mendapatkan ijazah atau yang sejenisnya, maka Anda layak menjadi pendeta.
Ijazah tidak membuat Anda layak untuk apapun. Anda harus mengenal Allah.
Saya pernah mendatangi sebuah gereja di Hong Kong dan yang
saya dapatkan adalah kuliah teologi alkitabiah. "Astaga!" saya
membatin. Saya menatap sekeliling dan bertanya-tanya, "Apakah orang-orang
ini tahu apa yang sedang dia bicarakan?" Nah, karena dia tidak mengenal
Allah, lantas apa yang akan dia khotbahkan? Dia harus mengkhotbahkan sesuatu
yang terdengar religius. Lalu dia membuka buku teologi dan mengkhotbahkannya
atau menceritakan sebuah kisah. Saya mengunjungi gereja yang lain dan yang saya
dengar adalah cerita-cerita dari awal hingga akhir - sangat indah,
menyenangkan, cerita-cerita tentang moral. Pada akhir acara, saya membatin,
"Itu semua adalah kisah-kisah yang bagus akan tetapi apa poin utamanya?
Apa yang mau dia sampaikan?" Saya bertanya kepada Helen, "Apakah kamu
mendapatkan hikmah dari khotbah tadi?" Dia menjawab tidak. Apa pesan dari
kisah-kisah itu pada pendengarnya? Saya rasa seharusnya ada satu benang merah
yang menjalin semua kisah tersebut. Jika memang ada, maka saya telah gagal
menangkapnya. Demikianlah, agama lalu menjadi semacam alat hiburan, berisi
tentang kisah-kisah moral.
Beberapa orang berkata, "Semua agama itu sama saja.
Semuanya mengajar kita untuk menjadi baik." Dalam kadar tertentu hal itu
memang benar. Semua agama pada tingkatan tersebut pada dasarnya sama saja.
Agama Buddha mengajar Anda untuk menjadi orang yang baik. Islam mengajar Anda
untuk menjadi orang yang baik. Agama apa yang tidak mengajar Anda untuk menjadi
orang yang baik? Adakah agama yang menyuruh Anda menjadi orang jahat? Tentu
tidak. Lalu apa bedanya? Kekristenan juga sama saja. Dan tahukah Anda mengapa
kekristenan mengalami kehancuran? Ya, Anda tidak salah dengar, kehancuran. Anda
tahu mengapa? Karena sebagai agama, ia bertumbuh menjadi besar dalam hal jumlah
dan pengaruh akibat struktur sosialnya. Padahal kekristenan di dalam Alkitab
adalah perkara mengenal Allah.
Saya membaca buku tulisan seorang dokter yang memberitahu
tentang cara untuk hidup yang lebih baik dan awet muda. Dan salah satu sarannya
adalah pergi ke gereja. Apa? Saya tidak salah dengar? Sayangnya dia tidak
menyuruh Anda pergi ke gereja untuk mengenal Allah. Dia katakan pergi ke gereja
dalam rangka kesehatan Anda. Anda mungkin bertanya, "Apa maksudnya pergi
ke gereja dan menjadi lebih sehat?"
Ketika Anda pergi ke gereja, Anda mendapatkan kelompok
masyarakat yang saling peduli dan ramah, pada umumnya demikian walaupun tidak
selalu demikian. Demikianlah, ketika Anda masuk ke gereja di hari Minggu,
mereka akan menyapa, "Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu. Apakah kamu
baik-baik saja?" Mereka menunjukkan perhatian kepada Anda. Jika Anda
tinggal di rumah, siapa yang peduli kepada Anda? Keberadaan Anda tidak
dipedulikan oleh siapapun. Namun ketika Anda masuk ke gereja, setidaknya
orang-orang di sana akan meluangkan waktu sekitar 5 menit untuk beramah-tamah
dengan Anda. Tentu saja, banyak dari antara mereka yang terburu-buru pulang
untuk makan siang, makan malam, atau apapun itu. Dan beberapa gereja memiliki
kelompok-kelompok kecil yang berfungsi sebagai suatu kelompok pendukung.
Kelompok pendukung sangatlah penting untuk dukungan moril dan emosional. Jadi,
gereja bisa saja bertumbuh tanpa ada isi rohaninya, sama seperti
"Alcoholics Anonymous (kelompok pendukung bagi mereka yang ingin lepas
dari kecanduan alkohol)."
Tanpa Pengenalan dengan Allah, Gereja Mati
Tetapi mengapa saya berkata bahwa gereja sedang sekarat?
Karena semakin sedikit orang yang mengenal Allah yang hidup. Ini suatu tragedi.
Saya tidak mau membangun gereja semacam ini. Saya lebih suka gereja yang
jemaatnya sedikit tetapi setiap anggota adalah prajurit Kristus yang sejati.
Semuanya benar-benar mengenal Allah, semuanya berkomitmen untuk melakukan
kehendak-Nya. Saya menyampaikan khotbah khusus mengenai Komitmen Total karena
hanya ada satu jenis orang Kristen yang sesuai dengan Alkitab - yang secara
total berkomitmen kepada Allah. Dan khotbah-khotbah itu diterima dengan baik di
beberapa kalangan, tidak semuanya.
Buku ini, Totally Committed diajarkan ke sebuah gereja di
Indonesia, sebuah gereja yang sedang sekarat dan ketika materi tersebut
diajarkan di sana, api menyala kembali! Ia membawa pemulihan di gereja
tersebut. Rekan sekerja yang melayani di sana bukan salah satu pengajar kita
yang terbaik, tetapi dia berangkat ke sana dan mengajar tentang komitmen total
di gereja ini, dan gereja itu mengalami kebangkitan dan pendetanya berubah,
seluruh situasinya berubah. Hal yang sama terjadi di sebuah gereja di China.
Ketika seorang pemuda membawa edisi berbahasa China pada pemimpin-pemimpin
gereja di sana, mereka membacanya dan segera visi mereka timbul.
Apa itu Kehidupan Kristen?
Inti dari keseluruhan Alkitab berpusat pada satu hal saja,
dan itulah hal yang perlu Anda ketahui. Anda tidak perlu menjadi seorang
sarjana Alkitab karena satu-satunya hal yang dibutuhkan adalah mengerjakan
kehendak Allah. Segala sesuatu bergantung pada perkara megerjakan kehndak
Allah. Hanya itu saja. Jika Anda tidak mengerjakan kehendak-Nya, maka Anda
berada di luar, dalam kaitannya dengan Kerajaan Allah, karena Kerajaan adalah
tempat di mana kehendak Allah dilakukan.
Dan mengerjakan kehendak Allah bukan berarti mengerjakan apa yang Anda kira sebagai sesuatu yang baik.
Apa maksudnya? Nah, sebagai contoh, Anda mungkin berkata,
"Baik, aku tahu bahwa Allah ingin agar aku menolong orang yang miskin. Aku
akan menolong orang-orang miskin. Setiap bulan aku akan menyumbangkan sejumlah
uang kepada organisasi-organisasi Kristen, Yayasan anak-anak Kristen atau yang
semacam itu. Berarti aku sudah mengerjakan kehendak Allah." Bukan begitu.
Anda salah memahaminya. Anda tidak punya hak untuk memutuskan apa yang akan
dilakukan dengan uang tersebut. Anda berkata, "Apa?"
Memang ini bukanlah hal yang mudah. Jika Anda hidup bersama
Allah, jika Anda menjadi milik-Nya, maka uang Anda itu bukan milik Anda. Saya
tidak punya uang satu sen pun di kantong saya. Memang tidak ada. Ini bukan
sekadar membesar-besarkan masalah karena memang semua uang di kantong saya
adalah milik Allah. Bukan saya yang memutuskan dan berkata, "Aku ingin
memberikan uang ini."
Jika saya dapat memutuskan apa yang akan saya kerjakan
dengan uang itu, berarti uang itu milik saya, bukan milik Allah. Jika uang itu
milik-Nya, maka saya tidak punya hak untuk memakainya sekehendak hati saya.
Sekalipun saya mengira bahwa tentunya Allah akan senang kalau saya memberikan
$10 kepada orang miskin di jalanan, saya harus bertanya dulu kepada Allah,
"Apakah saya perlu memberi uang $10 ini kepadanya? Saya bersedia dan
senang memberinya, jika ini sesuai dengan kehendak-Mu." Anda mungkin
berkata, "Allah pasti akan berkata, 'Tentu saja.'"
Nah, tidak mesti begitu. Jika Anda memberi orang itu $10,
kemudian Anda melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan orang yang kondisinya
lebih buruk, dan Anda tidak punya uang lagi untuk diberikan karena sudah Anda
berikan kepada orang yang tadi. Hanya Dia yang tahu siapa yang lebih
membutuhkan. Jika Anda memberikan uang kepada panti asuhan Kristen, bagaimana
Anda tahu bahwa memang uang itu yang Allah inginkan untuk diberikan ke panti
tersebut? Ada banyak yayasan. Mungkin saja Dia ingin agar Anda memberikan uang
tersebut ke tempat yang lain. Lalu Anda terlanjur memberikannya ke salah satu
yayasan, sehingga tak ada lagi yang bisa diberikan ke yayasan yang lainnya.
Anda lihat, kehidupan Kristen berarti selalu menjaga hubungan dengan Allah
supaya kita tahu kehendak-Nya setiap waktu.
Belajarlah untuk bertanya dan mendengarkan
Tapi kemudian Anda bertanya, "Saya tidak tahu bagaimana
bersekutu dengan Allah." Belajarlah. Jika Anda bersedia mengerjakan
kehendak-Nya, maka Anda perlu tahu apa kehendak-Nya. Jika Allah itu tidak ada,
maka tidak ada kehendak yang harus diketahui, bukankah begitu? Anda tidak dapat
berkomitmen pada sesuatu yang tidak ada. Apakah Anda ingin melakukannya? Jika
Anda ingin melakukannya, maka Anda akan mendapati bahwa Anda akan tahu apa itu
kehendak-Nya. Dan Anda tidak akan mengetahuinya cukup dengan sekadar berpikir,
"Kurasa inilah yang Allah inginkan." Itu menurut Anda, bukan menurut
Dia. Anda tidak boleh mengambil peran Allah dan mencoba menebak apa yang Dia
kehendaki. Yang harus Anda lakukan adalah belajar untuk menyimak. Itu adalah
langkah lanjutan yang tidak dapat kita bahas hari ini. Sekarang ini saya
sekadar ingin menggaris-bawahi bahwa kehendak Allah adalah unsur yang sentral.
Tak ada sesuatu pun di dalam Alkitab yang tidak berkenaan
dengan kehendak Allah. Apakah arti baptisan yang saya uraikan kemarin? Makna
dari baptisan - rangkaian khotbah mengenai makna baptisan dapat Anda lihat di
website gereja kami - bisa dirangkum ke dalam satu hal yaitu mengerjakan
kehendak Allah. Sederhana saja. Banyak buku yang ditulis mengenai hal itu -
mengenai pelaksanaannya, dan juga mengenai perinciannya. Atau, bisa juga
dirangkum ke dalam satu pokok yaitu mengerjakan kehendak-Nya.
Kita tidak perlu menjadi seorang teolog jika ingin menjalani
kehidupan Kristen. Sebagai contoh, Anda bisa mengendarai mobil akan tetapi apakah
Anda mengetahui tentang mesin mobil itu? Mungkin tidak banyak. Bisa jadi Anda
justru tidak tahu apa-apa mengenai hal itu, akan tetapi itu tidak membuat Anda
jadi tidak mampu mengendarai mobil. Anda duduk, menyalakan kontaknya dan
selanjutnya Anda tinggal menjalankannya. Itu saja yang perlu dikerjakan.
Punyakah Anda pengetahuan mengenai aerodinamika? Apakah Anda mengerti tentang
mesin jet? Mungkin tidak. Sama seperti saya, saya juga tidak mengerti. Tetapi
hal itu tidak menghalangi kita untuk naik pesawat terbang dan melanglang buana.
Tahukah Anda dinamika kehidupan rohani? Kebanyakan orang
tidak tahu. Namun Anda tidak perlu mengerti semua itu untuk berkata, "Aku
datang, oh Allah, untuk melakukan kehendak-Mu. Dan aku akan melakukannya.
Beritahukan saja apa kehendakMu itu." Jika hidup saya diibaratkan seperti
mobil dan saya menyerahkannya kepada Allah dan berkata, "Inilah kunci
hidup saya. Engkaulah yang menjalankan hidup saya." Jika Allah itu tidak
nyata, maka tak ada yang akan menjalankan hidup Anda. Tak terjadi apa-apa.
Bukankah hal ini mudah untuk dipahami? Itu sebabnya mengapa orang yang
menyerahkan hidupnya dan mendapati bahwa Allah memang mengarahkan hidupnya tahu
persis bahwa Allah itu nyata. Itulah langkah pertama di dalam mengenal Dia,
yaitu mulai mendengar suara-Nya.
Contoh Pimpinan Tuhan
Jika Dia menyuruh Anda berbelok ke kanan, maka Anda berbelok
ke kanan, jika perintah-Nya ke kiri, maka berbeloklah ke kiri. Saya pernah
melakukannya secara harfiah karena pada saat itu memang harus begitu. Pada
waktu itu saya akan bertemu sepupu saya dari China, dan saya tidak punya
petunjuk apa-apa mengenai penampilannya. Sepupu saya yang di Hunan, menelepon
saya dan berkata, "Aku akan pergi ke Shenzen karena aku harus mengantar
seorang Profesor dari Amerika ke sana, dan selanjutnya dia akan pergi ke Hong
Kong. Maukah kamu menemuiku karena aku sudah akan tiba di perbatasan?"
Saat itu saya sedang di Hong Kong, saya menjawab, "Baik George. Tapi kita
sudah lama tidak bertemu, sejak kita masih remaja. Aku tidak tahu bagaimana
rupamu sekarang ini. Lalu bagaimana cara kita bisa saling mengenali?" Dan
dia menjawab, "Aku punya akal. Bagaimana jika aku menunggumu di stasiun
kereta api di loket nomor satu? Tentunya hanya ada satu loket nomor satu di
sana. Aku akan menemuimu di loket nomor satu." Saya menyahut,
"Baiklah, usul yang bagus." Saya tidak pernah ke stasiun itu, jadi
saya tidak tahu apa-apa. Ternyata dia juga tidak pernah ke stasiun tersebut
sehingga dia tidak tahu di mana loket nomor satu, dia sekadar menebak saja.
Saya dan Helen sampai di sana dan kami mencari loket nomor
satu, dan saya mendapati bahwa mereka yang dari China daratan tidak
diperbolehkan masuk ke stasiun dan hanya yang dari arah Hong Kong atau orang
asing yang boleh masuk. Loket nomor satu tidak bisa didatangi oleh penduduk
China. Jadi dia tidak bisa menunggu di sana. Dengan demikian, tidak ada gunanya
berdiri di loket nomor satu. Jadi kami beranjak ke luar stasiun dan di luar
sana berkerumun banyak sekali orang. Bagaimana cara untuk menemukan sepupu saya
di sana? Nah, saya persingkat ceritanya karena saya sudah pernah memberi
kesaksian akan hal ini.
Saat saya keluar dari stasiun, saya tahu bahwa tinggal satu
cara yang tersisa untuk bisa menemukannya di tengah kerumunan banyak orang ini,
yaitu mendengarkan petunjuk Tuhan. Saya menjadi semacam peluru kendali dan Dia
yang mengarahkan saya. Sungguh indah! Apa kata Kitab Suci? Semua orang, yang
dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Rom 8:14). Alkitab tidak berbicara
secara hipotetis atau pun abstrak. Kalau dikatakan dipimpin Roh Allah, maka itu
benar-benar berarti dipimpin Roh Allah. Saya menerapkannya secara harfiah. Saya
berkata, "Tuhan, tak ada cara lain untuk menemukan sepupu saya sekarang.
Pimpinlah saya. Saya akan mendengarkan."
Kemudian Dia memimpin saya, membawa saya berbelok ke sana
dan kemari, kemudian melangkah lurus, dan saya bertemu dengan sepupu saya.
Tentu saja, saat itu saya tidak tahu bahwa orang itu adalah dia, tetapi saya
perkirakan bahwa tentu inilah orangnya. Ketika Tuhan berkata, "Berhenti di
sini. Lihatlah ke atas. Sepupumu berdiri di sana." Saya menatap orang yang
sedang berdiri di atas sebuah gundukan sambil menatap ke sana kemari, berusaha
mencari saya di antara kerumunan banyak orang. Dan perkiraannya tentang rupa
saya sangat jauh meleset. Jadi dia mencari-cari di arah yang berbeda, dan saya
sendiri tidak tahu persis bagaimana kira-kira rupanya. Saya menatap ke atas dan
berkata, "Apakah kamu George?" Dan dia menjawab, "Benar, saya
George." Lalu dia menatap ke bawah dan berkata, "Tentunya kamu
Eric." Dan saya menjawab, "Benar."
Lalu saya ceritakan padanya tentang apa yang saya alami dan
sepupu saya yang berprofesi sebagai seorang profesor sangat terkejut. Dia
berkata, "Di zaman sekarang ini, kamu bisa mendengar suara Allah?"
Tentu saja bisa. Tetapi apa rahasianya? Saya tidak punya rahasia apa-apa selain
apa yang sudah Anda ketahui. Saya berkomitmen untuk mengerjakan segala
kehendak-Nya. Ya, semuanya.
Saya memberi kesaksian di gereja di Hong Kong bahwa ketika
saya makan di restoran cepat saji, saya membaca menu dan bertanya, "Tuhan,
yang manakah yang harus kumakan?" Jemaat terperanjat! Mereka bertanya,
"Astaga! Maksud Anda, kita perlu bertanya kepada Allah tentang apa yang
mau kita makan?" Saya katakan, "Anda mungkin tidak perlu. Anda orang
bebas. Tetapi saya mau mengetahuinya." Anda mungkin berkata, "Wah,
apa pentingnya menanyakan hal itu?" Nah, Anda tahu, kadang kala saya
memesan satu jenis masakan dan tidak terkena masalah kesehatan. Namun ketika
orang memesan masakan yang lain di tempat yang sama, dia terkena diare
semalaman. Apa itu penting? Ya, Allah yang saya sembah peduli pada saya. Allah
berkata, "Jangan pesan yang itu. Kamu pesan yang ini." Saya menuruti
dan tidak terkena masalah. Anda bisa mengikuti kemauan Anda. Anda orang yang
bebas. Dia tidak akan memasukkan Anda ke neraka karena Anda lebih suka ayam
ketimbang sapi. Bukan begitu. Anda tahu bahwa Allah kita bukanlah tiran
melainkan Dia peduli. Itu sebabnya saya berkata, "Bapa, bolehkah aku
memesan masakan ini?" Jika saya tidak mendapatkan tanggapan negatif, saya
lanjutkan. Sungguh indah melangkah bersama Bapa!
Itu sebabnya mengapa saya menatap sekeliling dan berkata,
"Sungguh menyedihkan, orang-orang Kristen menjalani kehidupan rohani yang
melarat. Mereka hidup tanpa arah, tanpa makna, tanpa tujuan." Hidup macam
apa yang ingin Anda jalani? Dapatkah Anda menangkap visinya? Kita sedang
brbicara tentang visi, dan visi bergantung pada hubungan yang hidup dengan
Allah. Jika Anda memiliki hubungan tersebut, maka Anda akan memiliki visi
tersebut.
No comments:
Post a Comment