Thursday 26 April 2012

Beza perjanjian lama dan Perjanjian Baru


Beza Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru, Siapakah Paulus?

1. Apakah yang menjadi perbezaan antara Perjanjian Baru dengan Perjanjian Lama?
Jawapan :

- Perjanjian Lama dikenali dengan Taurat, ummat yang berpegang pada kitab Taurat adalah ummat Yahudi. Rasul atau Nabi yang membawa Kitab Taurat adalah Nabi Musa Alaihissalam. Perjanjian Lama juga diperkuat oleh kitab lain yaitu Talmud malah Talmud menjadi kitab utama berbanding Kitab Taurat. Kitab2 dari Perjanjian Lama antara lain adalah dari cerita2 awal, puisi dan ramalan2. Antara fasal yang ada pada Perjanjian Lama adalah Taurah, Fasal Kenabian, Fasal Syair dan Hikmah. Perjanjian Baru pula dibawa oleh Nabi Allah Isa as kitab yang dibawa beliau dikenali dengan Injil. Di dalam Injil termuat sebanyak 27 judul, dari 27 judul tersebut pula terdapat empat bahagian penting darinya yaitu ( Gospels, Act Of Apostles, Epistles dan Apocalypse ). Sebagai penambahan nabi Isa duga dikenali dengan Yesus atau Jesus sebagai nabi kepada umat Israel.
2. Bagaimana bisa terjadinya panggilan Christian terhadap umat Kristen sendiri?
Jawapan :

- Pada awalnya, Kristen dipanggil dengan Early Christians berarti pengikut Yesus yang paling awal sekali. Mereka juga dipanggil dengan Nazareth oleh kaum2 Yahudi, Nazareth pula adalah sebuah tempat tinggal keluarganya Nabi Isa. Kemudian Nazareth diterjemahkan mengikut terjemahan bahasa Indonesia maka jadilah ia Nasrani. Setelah wafatnya Nabi Isa @ Yesus, bermulalah ajaran2 dari Paulus dan Barnaba. Dalam ajaran2 mereka, mereka seringkali mengatakan bahwa Yesus itu Kristos (Almasih) disebabkan seringnya mereka dengan pembawaan begitu, masyarakat setempat mula memanggil mereka dengan panggilan Kristos (Christians). Apabila diterjemahkan mengikut bahasa Indonesia adalah Kristen.


3. Siapakah Paulus?
Description: http://islambisa.files.wordpress.com/2008/12/paul.jpg


Jawapan :

- Paulus adalah seorang manusia yang dinobatkan sebagai Rasul pengganti Yesus, setelah berimannya beliau dari ajaran agama Yahudi. Nama asal Paulus adalah Saul, pada waktu kecil beliau telah dibawa oleh keluarganya agar disekolahkan di sekolah Yahudi. Selama di sekolah Yahudi, Paulus begitu fanatik dengan agama Yahudi sehingga beliau sangat bermusuh dengan pengikut Yesus. Lalu rahib Yahudi yang terlihat begitu extrem jih si Paulus, beliau dikerah agar mengepalai pasukan untuk menyerang pengikut Yesus dan membunuh habis dari kalangan mereka. Setelah semua habis dibunuh, lalu ada segelintir dari pengikut Yesus yang lari ke Damaskus dan dikejar oleh Paulus dan kelompoknya ke Damaskus. Mengikut kajian di buku Bible, Quran dan Sains Modern karangan Dr Maurice Brucaille, Paulus terlihat cahaya yang begitu terang dan bunyi yang sangat kuat. Di situlah Paulus bertaubat dan berimana kepada Yesus Kristus.

PS : sebenar ni tugas wadud jer.. hehehe mengikut dari asemen yang dibuat.. kan mudah jer dah jawap kalau kita kuasai? kiranya soalan2 tu wadud dah ringkaskan, kiranya tak macam dalam asemen panjang lebor kan.. ^_^



Pertanyaan: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru – apa bedanya?

Jawaban: Perjanjian Lama meletakkan dasar untuk pengajaran-pengajaran dan peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Baru. Alkitab adalah wahyu progresif. Jikalau Anda melangkahi setengah dari buku yang bagus dan berusaha untuk menamatkannya, Anda akan sulit untuk memahami para pemerannya, jalan ceritanya dan bagian akhirnya. Demikian pula, Perjanjian Baru hanya dapat dipahami secara utuh ketika dipandang sebagai sesuatu yang dibangun di atas dasar peristiwa-peristiwa, para pemeran, hukum, sistem persembahan, perjanjian dan berbagai janji Perjanjian Lama.

Jika kita hanya memiliki Perjanjian Baru (PB) kita akan datang kepada Injil tanpa mengetahui mengapa orang-orang Yahudi mencari Mesias (Raja Penyelamat). Tanpa PL, kita tidak akan mengerti mengapa Mesias datang (lihat Yesaya 53); kita tidak dapat mengenali Yesus, orang Nazaret itu, sebagai Mesias melalui berbagai nubuat mendetil mengenai Dia (tempat kelahiranNya (Mikha 5:2); cara kematianNya (Mazmur 22, khusus ayat 1, 7-8, 14-18; Mazmur 69:21, dll), kebangkitanNya (Mazmur 16:10), dan banyak lagi detil pelayananNya (Yesaya 52:13; 9:2, dll).

Tanpa PL kita tidak dapat memahami adat istiadat orang-orang Yahudi yang disebutkan secara sambil lalu dalam PB. Kita tidak akan dapat memahami pemutarbalikan yang dilakukan orang-orang Farisi terhadap hukum Allah saat mereka menambahkan kebiasaan mereka sendiri pada hukum itu. Kita tidak akan mengerti mengapa Yesus begitu marah ketika Dia menyucikan halaman Bait Allah. Kita tidak akan mengerti bahwa kita dapat menggunakan hikmat yang sama yang digunakan Kristus ketika berulang kali Dia menanggapi para seterunya (baik manusia maupun Iblis).

Demikian pula halnya kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru mencatat banyak penggenapan nubuat yang diutarakan ratusan tahun terdahulu dalam Perjanjian Lama. Banyak dari nubuat-nubuat ini berhubungan dengan kedatangan pertama dari Mesias. Dalam kelahiran, kehidupan, mujizat, kematian dan kebangkitan Yesus sebagaimana ditemukan dalam kitab-kitab Injil kita mendapatkan penggenapan dari nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang bertalian dengan kedatangan yang pertama dari Mesias. Detil-detil inilah yang mengokohkan klaim Yesus bahwa Dia adalah Kristus yang dijanjikan. Bahkan nubuat-nubuat dalam Perjanjian Baru (banyak di antaranya terdapat dalam kitab Wahyu) adalah berdasarkan nubuat yang terdahulu yang terdapat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Nubuat-nubuat Perjanjian Baru ini berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sekitar kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kurang lebih dua dari tiga ayar Wahyu adalah berdasarkan ayat-ayat Perjanjian Lama.

PL juga mengandung berbagai pelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan banyak tokoh yang jatuh dalam dosa. Dengan mengamati kehidupan mereka kita dapat didorong untuk percaya kepada Allah apapun yang terjadi (Daniel 3) dan tidak berkompromi dalam hal-hal yang sepele (Daniel 1) sehingga pada akhirnya kita dapat setia dalam hal-hal yang besar (Daniel 6). Kita belajar bahwa paling baik mengaku dosa secepatnya dan dengan sungguh-sungguh serta bukannya melemparkan kesalahan (1 Samuel 15). Kita dapat belajar untuk tidak bermain-main dengan dosa karena dosa akan menerkam kita dan gigitannya mematikan (lihat Hakim-Hakim 13-16).

Kita dapat belajar bahwa kita perlu bersandar (dan taat) kepada Allah jika kita mau mengalami kehidupan tanah-perjanjian Allah dalam hidup ini dan firdaus di kemudian waktu (Bilangan 13). Kita belajar bahwa jika kita membayangkan hal-hal berdosa, kita sementara mempersiapkan diri untuk berdosa (Kejadian 3, Yosua 6-7). Kita belajar bahwa dosa memiliki konsekwensi bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga untuk orang-orang sekitar kita yang kita kasihi, dan sebaliknya, perbuatan baik kita bukan hanya berpahala untuk diri sendiri, namun juga untuk orang-orang yang ada di sekitar kita (Kejadian 3; Keluaran 20:5-6). Dalam Perjanjian Baru kita memiliki teladan Petrus untuk kita pelajari – bahwa kita tidak boleh bersandar pada kekuatan kita sendiri karena kalau demikian kita AKAN gagal (Matius 26:23-41). Dalam kata-kata dari penyamun di salib, kita melihat bahwa melalui iman yang sederhana dan tulus kita akan diselamatkan dari dosa-dosa kita (Lukas 23:39-43). Kita juga melihat bagaimana ciri gereja Perjanjian Baru yang bersemangat (Kisah 2:41-47; 13:1-3, dll).

Juga karena wahyu Alkitab bersifat progresif, Perjanjian Baru memperjelas pengajaran-pengajaran yang hanya dikiaskan dalam Perjanjian Lama. Kitab Ibrani menggambarkan bagaimana Yesus adalah Imam Besar yang sejati dan pengorbananNya yang sekali itu menggantikan semua korban yang hanya merupakan gambaran dari pengorbananNya. Perjanjian Lama memberikan Hukum yang terdiri dari dua bagian: perintah dan berkat/kutuk yang bersumber dari ketaatan atau ketidaktaatan pada perintah-perintah itu. Perjanjian Baru memperjelas bahwa Allah memberi perintah-perintah ini untuk memperlihatkan kebutuhan manusia akan keselamatan dan bukan untuk menjadi jalan keselamatan (Roma 3:19).

Perjanjian Lama menggambarkan sistem persembahan yang diberikan Allah kepada orang-orang Israel untuk secara sementara waktu menutupi dosa-dosa mereka. Perjanjian Baru memperjelas bahwa sistem ini hanyalah kiasan dari pengorbanan Kristus yang melaluinya keselamatan dapat diperoleh (Kisah 4:12, Ibrani 10:4-10). Perjanjian Lama memperlihatkan firdaus yang hilang; Perjanjian Baru memperlihatkan firdaus yang diperoleh kembali melalui Adam yang kedua (Kristus) dan bagaimana suatu hari itu akan dipulihkan kembali. Perjanjian Lama menyatakan bahwa manusia terpisah dari Allah karena dosa (Kejadian 3), dan Perjanjian Baru menyatakan bahwa manusia sekarang dapat dipulihkan kembali hubungannya dengan Allah (Roma 3-6). Perjanjian Lama menubuatkan kehidupan Mesias. Kitab-kitab Injil pada umumnya mencatat kehidupan Yesus dan Surat-Surat menafsirkan kehidupanNya dan bagaimana kita harus menanggapi segala yang telah dan akan dilakukanNya.

Kembali, sekalipun Perjanjian Baru adalah gambar yang “lebih jelas,” Perjanjian Lama tidak kalah pentingnya. Selain meletakkan dasar untuk Perjanjian Baru, tanpa PL kita tidak memiliki dasar untuk menentang kesalahan pemutarbalikan politik dalam masyarakat kita di mana evolusi dipandang sebagai pencipta dari semua spesies selama jutaan tahun (dan bukannya hasil dari penciptaan Allah secara khusus dalam enam hari secara harafiah). Kita akan menerima bahwa pernikahan dan keluarga adalah struktur yang berevolusi yang harus terus berubah seiring dengan perubahan masyarakat, dan bukannya sebagai desain Allah untuk membesarkan anak-anak yang saleh dan untuk melindungi mereka yang kalau tidak akan dimanipulasi dan disalahgunakan (paling sering adalah perempuan dan anak-anak).

Tanpa PL, kita tidak akan dapat mengerti janji-janji yang masih akan digenapi Allah terhadap bangsa Yahudi. Akibatnya, kita tidak dapat secara tepat melihat bahwa masa kesengsaraan besar adalah masa tujuh tahun di mana Allah akan secara khusus berkarya dengan bangsa Yahudi yang dulunya menolak kedatanganNya yang pertama namun akan menerima Dia pada kedatanganNya yang kedua kali. Kita tidak akan memahami bagaimana pemerintahan 1.000 tahun Yesus adalah sesuai dengan janji-janjiNya kepada orang-orang Yahudi dan juga bagaimana itu cocok dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Kita juga tidak akan dapat melihat bagaimana bagian akhir dari Alkitab menyimpulkan hal-hal yang belum selesai yang dimulai di bagian awal dari Alkitab, bagaimana Allah akan memulihkan dunia ini menjadi firdaus sebagaimana yang direncanakanNya, dan bagaimana kita akan menikmati hubungan yang dekat dengan Allah secara pribadi sebagaimana yang terjadi di taman Eden.

Secara ringkas, Perjanjian Lama meletakan dasar dan untuk mempersiapkan bangsa Israel untuk kedatangan Mesias yang akan mengorbankan diriNya bagi dosa-dosa mereka (dan bagi dosa-dosa dunia). Perjanjian Baru menceritakan kehidupan Yesus Kristus dan kemudian menoleh ke belakang kepada apa yang dilakukanNya dan bagaimana seharusnya kita menanggapi karunia hidup kekal dan menghidupi kehidupan kita dengan rasa syukur untuk segala yang telah diperbuatNya bagi kita (Roma 12). Kedua Perjanjian ini mengungkapkan Allah yang sama sucinya, sama pemurahnya dan sama adilnya, yang harus menghukum dosa namun ingin membawa orang-orang berdosa kepada diriNya melalui pengampunan yang hanya dimungkinkan melalui korban penebusan Kristus sebagai pembayaran untuk dosa. Dalam kedua Perjanjian, Allah mengungkapkan diriNya kepada kita dan bagaimana kita harus datang kepadaNya melalui Yesus Kristus. Dalam kedua Perjanjian kita mendapatkan segala yang kita perlukan untuk hidup kekal dan hidup yang saleh (2 Timotius 3:15-17).
                                         Elder Walin Mungau dan Bendahari Gereja SDA Tingkalanon.
                                         Inilah orang kuat gereja kita.Tahniah
                                            Elder Juesid Matimbang menyampaikan sijil Penghargaan.
                                           .kepada belia.
                                         Pn.Satinah Matimbul menyampaikan sijil Penghargaan kepada Inan
                                                    Runsayan(menang mewarna kategori warga emas) .
                                                        Amalkan nilai kasih sayang dalam hidup kita.
Elder Robert menghargai sumbangan Pastor Jasli Mungau membantu menjayakan program gereja.Terima kasih dan semoga Tuhan memberkati kita semua.
Pastor Moris Bonsoi menyampaikan hadiah kepada Belia Gereja SDA Tingkalanon Tandek....Tahniah 
Keriangan terserlah di wajah ...terasa damai di hati.

Pemandangan di Bak-Bak Kudat, 2011
              Gambar penyedia Blog ini... 


Monday 23 April 2012

Daerah Wilayah 3, SDA Mission Sabah

Daerah-daerah yang termasuk dalam Wilayah 3, SDA Mission Sabah adalah seperti berikut;

1. Damai
2. Morion
3. Tandek
4. Gana-Masolog
5. Bengkoka
6. Bongkol
7. Mapad
8. Mempakad
9. Kinadaan

Sunday 22 April 2012

AJK WILAYAH 3 2012

Pengerusi : Pr.Waddin Musalim (Lantikan oleh Mission Sabah)
Tim.Pengerusi: Eld.Padis Majingkin
Setiausaha: Pr.Laini Gura
Pembantu Pencatat minit mesyuarat: Pn.Syntianah Juvil
Bendahari: Pr. Malek Enggang @ Musik
Tugas Penyelaras:
1.Pelayanan  Peribadi dan Penginjilan: Eld. Padis Majingkin
2.Kerohanian: Eld. Juhin Masilong
3.Pembangunan: Eld.Jolis Sikol
4.Penatalayanan: Eld.Lee Tong Kip
5.Belia/AY : Pr.Kelly Beldeen Jouni/ Tim. Pr.Laidis Majingkal
6.Master Guide: En.Sandy Jose, Tim. Pn.Halina Masilong
7.Pathfinder: En.Roger Ukun, Tim. Mr.Maxwell Surin Sikol
8.Ambassador : En.Willie Marcus, Tim. Eld.Zaki Johnes
9.Adventurer : Pn.Asnah Sigam, Tim. Mr.Albert Simbir
10.Kanak-kanak: Cik Jusliah Madurus, Tim. Pn.Ramatiah Mabin
11.Pelayanan Wanita: Pn.Rohani Gura, Tim. Pn.Holen Bonsoi
12.Pelayanan Lelaki: Eld.Jasnin Jamudah
13.Media / PRO : En.Dusip Dayou
14.Pelayanan Masyarakat : Eld.Lorin Majengkin
15.Sukan dan Rekreasi: Eld.Maigu Jaralin ,Tim.Eld.Jaiwol Maliga
16.Kesihatan: Dr.Zayrod Vun, Tim.Pn.Rukiahini Jimam
17.Keluarga: Pr.Moris Bonsoi, Tim. Pr.Malek Enggang
18.Sekolah Sabat: Pr.Laini Gura, Tim. Eld.Jered Yutui
19.Roh Nubuat :En.Razlee Majalis, Tim. Pr.Jaslie Mungau
20.LE : Eld.Junus Epol, Tim.Pn.Agnes Musalim
21.Musik: Pn.Halina Masilong, Tim.En.Maxwell Surin Sikol
22.Pendidikan : En.Albert Simbir, Tim. En.Terrence  Jamudah
23.Suara Nubuatan: Pn.Syntianah Juvil, Tim. Eld.Rusti Sarupai

Selamat Bertugas.

Program wilayah 3 yang akan dijalankan

Seminar atau Kursus atau program yang akan dilaksanakan ;

1. Elder dan Pertumbuhan Kerohanian Peribadi
2. Elder dan Pemuridan
3. Elder dan Penjangkauan Keluar
4. Elder dan Pentadbiran Gereja
5. Elder dan Pembelajaran Alkitab
6. Elder dan Pengajaran Alkitab (mula 17.04.2012 -15.07.2015) setiap hari anggota baca 1 bab.
7.Elder dan Kepimpinan dalam Jemaat
8.Elder dan Masyarakat Umum
9.Penatalayanan Bersepadu
10.Pelayanan Bersepadu
11.Pengurusan Kewangan Gereja
12.Asas kaunseling Gereja
13.Menangani Konflik dalam Jemaat
14.Asas memahami bahasa asal Alkitab
15.Sejarah Musik Gereja
16.Sejarah  Perkembangan Gereja
17.Seminar Injil dan Nubuatan
18.Asas kemahiran Penulisan dan percetakan gereja.

Makluman setiap Gereja dalam wilayah 3  perlu merujuk tarikh dan tempat program itu dilaksanakan...yang akan dimaklumkan melalui Pastor Daerah masing-masing. Terima kasih kerana memberi perhatian.

Carta org,Kepegawaian Gereja sda Tingkalanon 2012


CARTA ORGANISASI KEPEGAWAIAN GEREJA
SDA TINGKALANON TAHUN 2012



PENAUNG  : MISSION SABAH

PENASIHAT: PR. MORIS BONSOI

KETUA GEREJA 1 PENTADBIRAN : ELD. ROBERT GARATAM

KETUA GEREJA 2 SEKOLAH SABAT @
 KETUA GEREJA PENGINJILAN DALAM DAN LUAR GEREJA: ELD.WALIN MUNGAU

KETUA GEREJA 3 PEMBANGUNAN DALAM DAN LUAR GEREJA: ELD.RUSTINAH M.

KETUA GEREJA 4 BELIA : ELD.JUESID MATIMBANG

SETIAUSAHA : CIK. WARINAH MUNGAU

PENOLONG SETIAUSAHA : CIK. SUHAIRIN BINJOH

BENDAHARI : PN. MELIAH MOLIJAU

PENOLONG BENDAHARI : PN. RAIMIS MATIMBANG

DIAKON 1 : EN. KERMONI JAMAN

DIAKON 2 : EN. BILLY BIXLY JAITIN

DIAKON 3 : EN. MATIMBNAG AJAH

DIAKONIS 1 : PN. WILLIN PASSAN

DIAKONIS 2 : PN. SATINAH MOTIMBUL

DIAKONIS 3 : PN. MARNI MADAWAI

PENYELARAS SEKOLAH SABAT : 1) PN.FACTORY AMSAL
                                                      2) PN.MARNI MADAWAI

PEMIMPIN SEKOLAH SABAT : 1) EN.NIKESON JARIKAL
                                               2) PN.WATINA JARAWED

SETIAUSAHA SEKOLAH SABAT : CIK. MAXMEYLIANA MUNGAU

PEMIMPIN PELAYANAN PERIBADI : EN. JARIKAL GANTAR

PEMIMPIN PELAYANAN WANITA : 1) PN.MASINANG DALUNGAS
                                                         2) PN.RAIMIE MATIMBANG

PEMIMPIN PATHFINDER : 1)EN. VESTOH JAMAN
                                            2)EN. BILLY BIXLY JAITIN      

PEMIMPIN ADVENTURE : 1) CIK. VERONICA PAUDAR
                                           2) EN.REONEL MANZES

PEMIMPIN PELAYANAN KELUARGA : ELD.WALIN MUNGAU

PEMIMPIN PELAYANAN MASYARAKAT : PN. WILLIN PASSAN

PEMIMPIN PERTARAKAN DAN KESIHATAN : ELD. ROBERT GARATAM

PEMIMPIN PENATALAYANAN : PN.MELIAH MOLIJAU

PEMIMPIN PERHUBUNGAN : ELD.JUESID MATIMBANG
                                 
PEMIMPIN ROH NABUAT : CIK.JATILYN LIUS
                                        
GURU KELAS ALKITAB : EN.NIKESON JARIKAL

PEMIMPIN MUZIK : 1) CIK. EVLINA OBIE SABION
                                 2) CIK. AINI JAMAN

PEMIMPIN SUARA NABUATAN : CIK. ANY FARINAH MANZES

GURU SEKOLAH SABAT DEWASA : 1) ELD. WALIN MUNGAU
                                                          2) ELD. ROSTINAH MAKANTAL
                                                          3) EN. JARIKAL GANTAR
                                                          4) ELD. ROBERT GARATAM
                                                          5) PN. MELIAH MOLIJAU
                                                     6) ELD.JUESID MATIMBANG
                                                    7) EN.KERMONI JAMAN
                                                     8) EN.DOMINIC GARATAM

GURU SEKOLAH SABAT BELIA : 1) CIK.SUHAIRIN BINJOH
                                                      2) CIK.ANY FARINAH MANZES
                                                   3) EN. BILLY BIXLY JAITIN
                                                   4) CIK. VERONICA PAUDAR
                                                   5) CIK. WARINAH MUNGAU

GURU SEKOLAH SABAT REMAJA : 1) CIK.MAXMEYLIANA MUNGAU
                                                 2) CIK.ALYSIANA JOPIRIN
GURU SEKOLAH SABAT KANAK-KANAK : 1) PN.TINA MARALIN
                                                                   2) PN. LIVIANAH AMSAL
                                                                   3) PN.AIDI JAMAN
                                                                 4) PN.FACTORY AMSAL

PENYELARAS PELAYANAN KANAK-KANAK : 1) CIK. WARINAH M.
                                                                      2) CIK. SUHAIRIN BINJOH





                                   
                                               





                                     

Seminar Pelayanan Kesihatan 5/2/2012 di Kundasang Ranau Sabah.Wajah-wajah yang ceria.Tugas kita terus menanti di hadapan. Kerjasama dan perpaduan wadah kejayaan yang bermakna.Terima kasih

Mahu menerbitkan bahan dalam blog sda wilayah 3

Salam Damai semua saudaraku

Jika nak menerbitkan bahan ke blog kita, boleh menghubungi saya

Robert Garatam,
HP: 0138515049
email wilayah 3: sdawilayah3@gmail.com ( send ke email ini) nati akan diterbitkan  atau mahu terbit sendiri pswdnya akan saya beri .

Visi dan Melakukan Kehendak Allah


Visi Kerajaan Allah 2 - Visi dan Melakukan Kehendak Allah
Matius 3:13 - 4:17 - Khotbah oleh Pastor Eric Chang

"Menyalakan kembali Visi Kita"

Tema kita adalah tentang visi. Visi rohani adalah pandangan tentang perkara-perkara rohani. Ini bermakna memandang pada hal-hal kekal yang berbeza dari hal-hal yang fana, duniawi dan jasmani yang bersifat sementara dan akan hilang. Hidup berjalan sangat cepat . Tanya kepada orang-orang yang sudah berusia di atas 60 tahun dan mereka mengatakan masa begitu pantas berlalu. Apakah Anda sekarang baru berusia 30 atau 40 tahun?. Adakah Anda mengangap bahwa jalan hidup Anda masih panjang. Tidak begitu sobat. Tahun ini usia saya sudah mendekati 70 tahun. Dan masa muda saya terasa baru saja berlalu. Hal-hal yang sudah saya kerjakan - rasanya belum lama berlalu.

Apakah Anda Suka pada Tantangan?

Perjalanan melintas Pergunungan Alpen
Sekarang ini waktu saya kesulitan berjalan, hal yang saya ingat adalah pengalaman saya berjalan-jalan di pegunungan Alpen Swiss di waktu muda saya. Saya berangkat pagi hari dan berjalan sepanjang hari tanpa makan atau pun minum. Itu adalah salah satu cara saya untuk melatih disiplin diri. Swiss adalah negara kaya, nyaman dan makmur, dan saya tidak mau menjadi salah satu dari orang yang disebut "couch potato (orang yang bermalas-malasan)". Tidak, saya mau menjadi prajurit Kristus yang disiplin dan karena itu saya menerapkan latihan yang gila-gilaan. Orang zaman ini melakukan lintas alam dengan memakai sepatu bot khusus. Pada zaman itu saya tidak mampu membeli apa-apa, termasuk sepasang sepatu yang seperti itu. Saya berjalan di atas pegunungan, dan seharusnya memang harus memakai sepatu bot khusus untuk daerah pegunungan. Namun bukan berarti lantaran saya tidak mampu membeli sepatu bot pegunungan maka saya tidak bisa menikmati jalur lintasan yang indah di gunung-gunung itu.

Saya berasal dari keluarga berada. Namun pada saat itu, ayah saya sudah tidak mau mengenal saya lagi karena saya bertekad untuk menjadi pengabar Injil. Sebagai putra satu-satunya, dia memang sangat berharap agar saya menjadi orang besar dalam pengertian duniawi. Dan ibu saya juga sama sekali tidak mendukung keinginan saya untuk menjadi penginjil. Jadi pada dasarnya saya telah dibuang. Jadi, entah keluarga saya kaya atau miskin, sudah tidak banyak pengaruhnya kepada saya. Namun kedatangan saya ke Swiss adalah dalam rangka mengunjungi ibu saya yang sedang dirawat di sebuah sanatorium di sana karena sakit paru-parunya.

Saya berjalan lintas alam di pegunungan itu hanya dengan pakaian biasa. Saya diberitahu bahwa ini adalah tindakan yang gila karena cuaca berubah dengan sangat cepat di tempat yang tinggi. Bisa sangat hangat di sore hari dengan matahari yang bersinar cerah, dan bisa menjadi sangat dingin di malam hari. Dan perlengkapan tambahan yang saya kenakan hanyalah jaket tipis. Saya memakai sepasang sepatu biasa yang tipis dengan tapak yang halus. Saya teringat bagaimana para pendaki yang lain memandang saya. Mereka akan melihat saya dari atas ke bawah sambil bertanya-tanya, "Mengapa kamu mendaki dengan penampilan seperti ini?" Pada waktu itu tidak ada hal yang dapat menghambat saya.

Saya mempelajari peta dan memutuskan untuk berangkat dari poin A menuju poin B. Saya tahu bahwa perjalanan tersebut akan memakan waktu sekitar 12 jam berjalan kaki. Saya berangkat di pagi hari dan akan tiba di tempat tujuan pada malam hari. Dan saya melakukan perjalanan panjang ini tanpa membawa air atau makanan. Dengan cara inilah saya belajar berjalan bersama Allah. Tuhan memelihara saya. Saya tidak merasa haus atau pun lapar selama perjalanan dan saya menikmati persekutuan yang indah dengan Tuhan.

Yang ingin saya tekankan dari pengalaman ini adalah bahwa jika Anda sudah dilembekkan oleh kehidupan yang biasa Anda jalani di belahan dunia barat ini, maka Anda tidak akan menjadi seorang prajurit Kristus. Setidaknya Anda tidak akan dapat bertahan lama. Apakah Anda memahami poin ini? Berapa banyak dari Anda yang mendisiplin diri sendiri? Saya selalu menghargai mereka yang melakukan kegiatan olah raga berat dalam rangka mendisplinkan fisiknya.

Bersepeda melintasi Swiss
Saya juga pernah bersepeda jarak jauh untuk tujuan memperkuat fisik. Ada teman yang memiliki sebuah sepeda tua di Swiss. Sepeda tua ini tidak punya persneling dan terbuat dari besi yang berat. Saya memutuskan untuk melakukan perjalanan empat hari berturut-turut. Pada waktu itu saya sudah bertahun-tahun tidak bersepeda. Terakhir kali saya bersepeda adalah di China. Di Shanghai, saya pergi ke mana-mana dengan sepeda karena itulah cara yang termurah. Anda tidak perlu membeli bensin atau membeli tiket bus. Dan saya memang bersepeda dari ujung kota Shanghai menuju ke ujung yang lainnya karena letak tempat tinggal saya dan gereja seperti itu. Shanghai adalah kota yang sangat besar. Dan secara rutin saya bersepeda melintasinya.

Akan tetapi setelah keluar dari China, saya tidak lagi bersepeda. Dan saya tidak mau memanjakan tubuh saya. Jadi, karena saat itu tersedia sebuah sepeda, saya memutuskan untuk menakluk pegunungan Alpen dengan sepeda tanpa persneling itu. Nah, sekarang ini, di negara barat, sulit untuk menemukan sepeda tanpa persneling karena memang sudah tidak ada lagi. Semua sepeda sudah diperlengkapi dengan persneling, entah dengan 3 roda gigi atau yang jumlah roda giginya sampai 24. Kebanyakan sepeda sekarang memiliki persneling 21 dan sepeda yang jumlah roda giginya kurang dari 21, sudah dianggap sezaman dengan dinosaurus. Jika saya berkata, "Ayuh, kita melintasi Swiss dengan sepeda." Saya pikir Anda akan mengamati sepeda itu dan berkata, "Yeah, tapi tidak dengan sepeda yang satu ini."

Di hari pertama, saya berangkat dari Swiss bagian utara langsung menuju Altdorf, yang terletak di pusat negara Swiss. Setelah perjalanan sehari penuh yang sangat melelahkan, saya tiba di Altdorf dan bermalam di situ. Di hari berikut, saya harus melintasi gunung Alpen dan jalan yang harus saya tempuh itu berbentuk zig-zag dan terus menanjak. Saya berusaha untuk tetap bersepeda, namun di beberapa tempat, saya tak mampu untuk bertahan di atas sadel sepeda. Akan tetapi saya tetap mencoba sebisanya. Dan sering kali, saya harus menggendong sepeda yang berat itu di atas punggung saya, dan langsung mendaki. Saya tidak mengikuti jalan yang berbelok-belok itu, melainkan saya langsung memotong melewati lereng gunung. Daerah bagian bawah masih terdiri dari daerah rerumputan, akan tetapi daerah bagian atas sudah merupakan daerah bebatuan, dan saya langsung saja menuju ke puncak. Di bagian yang menurun dari jalanan yang berbelok-belok ini, saya membiarkan sepeda tua itu meluncur dan kecepatannya ada kalanya mendahului mobil. Tikungan demi tikungan, saya meluncur berkelok-kelok menuju Lugano. Selanjutnya saya bersepeda ke barat menuju Geneva.

Saya senang dengan anak-anak muda yang gemar tantangan. Berhadapan dengan tantangan yang berat, mereka akan berkata, "Aku akan menjalaninya." Mengapa? Injil itu untuk mereka yang tidak terbuai dengan kenyamanan dan kemudahan, melainkan mereka yang mencari tantangan dan berkata, "Aku akan menakluknya." Itu sebabnya kalangan muda sering kali lebih tanggap terhadap Injil. Kalangan tua berkata, "Oh tidak, yang benar saja. Ini terlalu berat. Terlalu sulit. Hari-hari mengejar tantangan sudah berakhir." Namun bagi kalangan muda, setidaknya sebagian dari mereka akan memberi tanggapan.

Bersepeda dari Shanghai ke Suzhou
Semasa saya di Shanghai, saya sudah mulai melakukan kegiatan untuk mendisiplin dan melatih diri. Saya bersepeda dari Shanghai ke Suzhou. Sekarang ini, kereta cepat dari Shanghai mungkin hanya butuh waktu satu jam lebih untuk menuju Suzhou. Di zaman itu, belum ada jalan tol. Jalan-jalan menuju daerah pedalaman adalah jalan yang becak dan berlumpur. Anda harus berbelok-belok menghindari genangan lumpur di sana-sini. Demikianlah, saya bersepeda dari Shanghai menuju Suzhou bersama empat teman yang lain. Perjalanan itu memakan waktu sekitar 24 jam. Kami bersepeda semalaman tanpa tidur. Perjalanan yang membutuhkan perjuangan yang berat.

Jalan yang lebar dan jalan yang sempit
Apakah kehidupan Kristen itu berat buat Anda? Atau malah mungkin terlalu berat bagi Anda. Saya mau katakan bahwa kehidupan Kristen akan terlalu berat bagi mereka yang tidak punya nyali bagi hal-hal yang berat. Tadi saya menggunakan gambaran dari pengalaman saya tapi Tuhan menjelaskannya lewat cara yang berbeda. Tuhan menggunakan gambaran jalan yang lebar dan sempit. Ada jalan yang lebar, lapang dan mulus, dan banyak orang yang lewat jalan itu;  dan ada juga jalan yang sempit.

Jalan yang sempit adalah jalan-jalan pedesaan, jalan setapak di pegunungan. Jalan ini tidak mulus tetapi kasar dan berbukit-bukit. Jika Anda mendaki gunung, Anda tidak akan menemukan jalan besar yang mulus. Bahkan jalan setapak pun tidak ada. Bagaimana cara kita berjalan dari satu titik ke titik yang lainnya? Sangat sederhana. Ketika Anda sampai di satu titik, Anda harus mencari satu tanda yang dapat ditemukan setiap 10-20m. Ketika Anda mencapai titik itu, Anda harus menemukan petanda yang lain, demikianlah seterusnya. Begitulah cara Anda menempuh perjalanan di gunung. Tak ada jalan setapak di sana, jika ada sekalipun mungkin berbatu-batu dan sangat sempit.

Itu sebabnya saya pernah katakan bahwa Injil membagi orang menjadi dua jenis. Ada jenis yang memilih kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh jalan yang lebar itu, di mana orang banyak akan melintasinya. Orang banyak tidak akan memilih bersepeda dari Shanghai ke Suzhou. Tak ada yang mau kecuali empat orang gila macam kami ini, yang bersepeda melintasi jalanan seperti itu. Orang banyak tentu saja tidak akan mau mendaki gunung yang terjal itu. Tempat-tempat semacam itu adalah bagi orang-orang yang mencari tantangan. Berapa banyak dari Anda yang mau bersepeda melintasi Swiss, bahkan dengan sepeda yang memiliki persneling sekarang ini? Saya tantang Anda, pakailah sepeda dengan persneling dan cobalah lakukan apa yang pernah saya lakukan dengan sepeda tanpa persneling dulu, dan nantinya Anda akan berkata, "Bagaimana cara orang gila ini dulu melakukannya?"

Rute itu adalah: Berangkat dari Swiss Utara di dekat Basle, turun menuju pusat Swiss yaitu ke Altdorf, dari Altdorf ke Lugano, dari Lugano ke Geneva dan dari Geneva kembali ke titik awal. Ratusan mil. Waktu tempuhnya adalah empat hari. Ya, Anda bisa berkata, "OK, engkau orang yang tangguh," dulu saya memang begitu. Sekarang ini saya hanya bisa mengenangnya karena sudah tidak punya kemampuan untuk mengulangi hal-hal tersebut. Namun yang ingin saya sampaikan adalah - dibutuhkan jenis orang yang mendengarkan panggilan Allah dan mau respon. Yaitu jenis orang yang tidak takut menghadapi kesukaran-kesukaran.

Nah, saya sengaja memilih beberapa contoh yang, terlihat agak bodoh bagi orang lain, agak berlebihan karena memang agak mirip dengan Injil. Orang yang merelakan karirnya, seperti rasul Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Orang yang bersedia merelakan usaha penangkapan ikannya untuk mengikuti seorang guru yang tidak terkenal, yang bernama Yesus. Seorang tukang kayu yang baru saja tampil dan apa yang diberitakan-Nya? Tentang visi Kerajaan Allah.

Padahal sebelum itu tak seorangpun yang pernah mendengar khotbah tentang hal ini. Namun ketika orang ini datang apakah Anda bersedia meninggalkan segalanya dan mengikut Dia? Padahal Dia berkata kepada Anda, "Kalau kamu mengikut Aku, kamu akan disalib sama seperti Aku disalibkan." Belum apa-apa orang ini sudah berbicara tentang penyaliban diri-Nya. Dibutuhkan orang macam apa yang mau mengikut Dia? Ketika Yesus memilih murid-murid-Nya, Dia mencari orang-orang dari jenis tertentu. Karena melalui orang-orang jenis inilah misi Tuhan dapat dilaksanakan.

Hanya sedikit yang suka pada Tantangan
Setelah mendengar khotbah yang pertama (Visi Kerajaan Allah 1) istri saya, Helen berkata kepada saya, "Mungkin hanya satu atau dua orang yang mau menanggapi Kerajaan Allah. Khotbah itu pasti mematahkan semangat pendengarnya." Saya menjawab, "Saya hanya menyampaikan kebenaran. Saya tidak mengkhotbahkan khayalan ngawur yang membuat orang-orang di sini berdiri dan berseru, "Hore! Aku akan mengikut Allah!" Saya sudah berada di dalam pelayanan ini cukup lama. Saya tahu orang macam apa yang mau ikut dan yang tidak mau ikut. Saya mengamati seseorang dan saya tahu bahwa yang ini berpotensi sedangkan yang itu tidak. Maafkan keterus-terangan saya ini. Saya katakan kepada Helen bahwa memang inilah yang disampaikan oleh Yesus dulu. Jalan yang menuju kepada kematian itu lebar dan banyak orang yang akan masuk ke sana. Namun jalan yang menuju kepada hidup sangatlah sempit dan hanya sedikit yang menemukannya. Kata yang digunakan Yesus adalah "sedikit", ini bukan karangan saya. Silakan mencari ayatnya. Apa arti 'sedikit'? Bisa hanya satu, dua atau tiga, itulah yang dimaksud dengan sedikit. Jika jumlahnya seratus, maka itu bukan sedikit, bukankah begitu? Kata sedikit, jika dipahami dalam pengertian relatif mungkin berarti 1% atau 2%. Akan tetapi yang 1% atau 2% inilah yang akan menjungkir-balikkan dunia. Sedangkan yang lainnya tidak menghasilkan apa-apa.

Dan Anda harus memutuskan untuk memilih jalur yang mana, jalan yang lebar atau yang sempit? Yang banyak atau yang sedikit? Untuk bergabung dengan yang sedikit, seperti yang sudah saya sampaikan, butuh sikap hati yang tertentu. Dibutuhkan semacam visi yang bisa membuat Anda mampu terus melanjutkan perjalanan yang tidak singkat ini, sampai pada akhirnya. Kemana pun saya berkhotbah, saya berkhotbah bagi orang-orang yang sedikit ini. Saya tahu itu. Yang lainnya tidur, entah secara mental, fisik atau pun rohani. Mereka tertidur. Mereka sama sekali tidak dapat ikut. Mereka bahkan tidak mau ikut.

Anda tahu, saya merasa tidak cocok dengan kursi-kursi di tempat ini. Tampaknya kursi-kursi ini dirancang untuk keperluan tidur. Mereka tidak dirancang untuk keperluan mendengarkan Firman Allah. Adakah yang melihat sofa-sofa di lantai atas? Pertama kali melihatnya, saya membatin, "Tempat macam apa ini? Siapa yang merancang tempat yang keterlaluan seperti ini?" Maaf kalau saya terlalu berterus terang. Anda bisa lihat betapa kasarnya saya. Saya membuat banyak orang memusuhi saya. Akan tetapi apakah ini sebuah gereja atau justru penginapan tempat beristirahat? Saya duduk di salah satu kursi raksasa itu dan berpikir, "Sekadar bangkit dari sini saja sudah susah." Ketika Anda duduk, sofa itu begitu nyaman, dan mata Anda mulai menjadi berat. Siapa yang akan menyalahkan Anda jika Anda tertidur di kursi semacam itu? Apa yang telah mereka kerjakan? Mereka menyingkirkan kursi keras yang membuat orang tetap terjaga dan menaruh sofa di sana - nyaman dan nikmat. Itu sebabnya saya meminta mereka untuk duduk di lantai bawah saja, setidaknya kursi di lantai bawah tidak senyaman yang di lantai atas sana. Yang di lantai bawah masih lebih sesuai walaupun masih terasa terlalu nyaman. Anda tidak akan bisa menghasilkan prajurit dari lingkungan semacam ini.

Angkatan Darat Amerika perlu melatih tentaranya dengan cara latihan yang nyaris kejam agar mereka siap untuk bertempur, karena para rekrut berasal dari negara yang menyediakan segala kemudahan dan kenyamanan. Ketika mereka berperang di Vietnam, yang mereka hadapi di sana adalah para prajurit sejati, orang-orang yang mampu bertahan menghadapi kesulitan yang terbesar sekalipun. Amerika sadar bahwa jika mereka ingin menghadapi para prajurit sejati dari Vietnam maka mereka harus menghasilkan tentara yang sanggup mengimbangi mereka. Prajurit Vietnam sanggup menghadapi kehidupan yang sangat sulit. Mereka berangkat berperang hanya dengan sesuap nasi dan maju tanpa perbekalan makanan apapun dan bertahan hidup dengan memakan dedaunan di hutan. Oleh karena itu Akademi Militer Amerika membuat latihan mereka menjadi semakin berat,  karena jika tidak, maka mereka tidak akan dapat memenangkan satu pertempuran pun.

Angkatan Perang Swiss juga harus melakukan hal yang sama. Mereka membuat latihan yang sangat berat untuk menghasilkan tentara yang punya daya tahan. Mereka disuruh berenang menyeberangi sungai dengan ransel penuh muatan seberat 80 pon (sekitar 40 kg). Dapatkah Anda menyeberangi sungai dengan beban 80 pon di punggung Anda? Anda sudah sangat senang jika mampu menyeret tubuh Anda ke seberang. Dan sesungguhnya, di dalam latihan menyeberang itu ada beberapa orang yang tewas tenggelam. Pada saat pertolongan datang, sudah sangat terlambat. Ada di antara mereka yang tidak pernah sampai di seberang sungai dengan membawa beban 80 pon di punggung. Dan pihak ketentaraan tidak menyesali tenggelamnya beberapa orang tentara itu. Anda ingin bergabung dengan ketentaraan Swiss? Anda perlu mempertangguh diri Anda.

Punyakah kita laskar Kristus yang mampu menanggung kesukaran melintasi jalan yang sempit? Sanggupkah Anda melintasinya? Saya meragukan sebagian besar dari Anda. Anda bahkan tidak memiliki kualitas mental yang memadai untuk itu. Sama halnya dengan angkatan-angkatan perang tersebut, termasuk angkatan perang Amerika, prajuritnya harus dilatih secara mental, untuk mengubah cara berpikir mereka supaya mereka mampu bertahan. Mereka dibentak dan dihina secara sengaja oleh para perwira, dengan tujuan untuk merendahkan mereka sampai ke titik di mana mereka akan mematuhi setiap perintah.

Sedikit Pandangan tentang Demokrasi

Demokrasi perlu ditopang lembaga yang tidak demokratis
Di khotbah sebelum ini (Visi Kerajaan Allah 1) saya menyinggung tentang demokrasi sebagai kehendak dan kekuasaan rakyat. Tahukah Anda bahwa demokrasi tidak akan dapat bertahan hidup bahkan sehari pun tanpa adanya satu lembaga yang sama sekali tidak memiliki unsur demokrasi. Kelangsungan hidup demokrasi sangat bergantung pada lembaga yang tidak demokratis. Tahukah Anda lembaga apa yang saya maksudkan? Tidak ada lembaga yang lebih bengis dan otokratis di dunia ini dibandingkan dengan lembaga militer, termasuk lembaga militer milik Amerika. Lembaga militer Jerman adalah salah satu mesin perang yang terbaik yang berperang bagi orang semacam Hitler. Mengapa angkatan perang Jerman dihormati? Karena ketaatan dan kesetiaan mereka yang absolut. Jika mereka disuruh bertahan sampai dengan orang terakhir, maka mereka akan bertahan sampai prajurit yang terakhir. Pihak tentara sekutu memahami hal itu dan korban mereka di dalam mengalahkan tentara Jerman sangatlah besar. Namun di dalam angkatan perang sama sekali tidak ada demokrasi. Anda tidak akan mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan, "Apakah saya akan menyerbu musuh dan menghantam tempat ini sekarang?" Apakah seorang kapten akan berkata, "Bagaimana menurut kalian? Apakah kita perlu menyerang di sini?" Tentu tidak demikian! Perintah datang dari atasan, "Serang!" Dan Anda harus berangkat. Tak peduli berapa jumlah korban, kerugian, urusan Anda hanya maju dan merebut titik strategis tersebut. Demokrasi tidak dapat bertahan jika tidak didukung oleh lembaga kuat yang tidak demokratis.

Perekonomian akan runtuh dengan demokrasi
Sebenarnya sangat sedikit lembaga yang benar-benar demokratis karena jika mereka demokratis, maka seluruh bangsa akan runtuh. Apa maksud saya? Nah, mari kita ambil contoh sebuah perusahaan besar seperti General Motors, perusahaan kendaraan terbesar di dunia. Bagaimana cara perusahaan General Motors dijalankan? Apakah dengan mengadakan pemungutan suara mengenai apakah Anda mau masuk kerja hari ini? Berapa banyak mobil yang akan kita produksi hari ini? Mari kita pungut suara, mari kita diskusikan. Hari ini, cuaca agak panas jadi kita kurangi saja produksi menjadi 2000 mobil, besok, jika cuaca agak membaik, mungkin 3000 mobil. Atau, hari ini, saya merasa kurang enak - mari kita semua pergi berpiknik dan lupakan sejenak tentang pekerjaan. Kalau demikian caranya, perusahaan tentu saja akan jatuh bangkrut! Apakah ada perusahaan yang merupakan lembaga yang demokratis? Dapatkah Anda berbuat sesuka hati? Apakah mereka mengadakan pemungutan suara untuk mempertimbangkan pendapat Anda? Anda pasti bercanda! Pimpinan perusahaan memberi perintah - kita akan memproduksi dengan cara ini dan pembagian pekerjaan akan dilakukan seperti ini.

Jika Anda ingin mogok kerja, dan jika alasan Anda masuk akal, silakan, tetapi jika tidak masuk akal, Anda dipecat. Undang-undang yang mengatur tentang pemogokan juga ada. Anda lihat, demokrasi tidak berjalan di sini. Perekonomian bisa ambruk. Perusahaan besar tidak akan dapat beroperasi. Ia harus memiliki disiplin militer, dalam kadar tertentu, tidak sebesar yang ada di dalam tubuh militer, akan tetapi harus ada disiplin jika suatu perusahaan ingin bertahan. Singkirkanlah unsur-unsur yang tidak demokratis itu, maka demokrasi akan tamat riwayatnya.

Apakah kita memiliki demokrasi yang sejati?
Suatu angkatan perang itu terdiri dari ratusan ribu orang, dan tidak ada unsur demokrasi di dalamnya. Setiap orang akan mengerjakan tugas sesuai dengan perintah. Seorang prajurit telah bersumpah untuk setia dan taat sepenuhnya - dan hal itu terjadi di tengah negara yang demokratis. Jika demokrasi memang cukup kuat di dalam dirinya sendiri - Anda tidak akan membutuhkan angkatan perang, kenyataannya demokrasi butuh angkatan perang untuk dapat bertahan hidup.

Kerajaan Allah bertolak belakang dengan kerajaan duniawi karena kerajaan duniawi berpusat pada manusia. Dan penempatan manusia sebagai pusat perhatian bukanlan hal yang sesungguhnya demokratis tetapi terkandung di dalamnya unsur otoriter karena kekuasaan berada pada lembaga militer. Hal ini menjelaskan mengapa demokrasi begitu sering diambil alih oleh pihak militer. Negara-negara di Amerika Selatan sering mengalaminya - saat seseorang tampil ke kursi kekuasaan dan tidak lama kemudian dia digulingkan oleh pihak militer. Pihak angkatan perang mengambil alih kendali dan tak ada yang bisa berbuat apa-apa karena sudah jelas Anda tidak bisa melawan angkatan perang. Demikianlah, para jenderal dengan mudah mengambil alih kekuasaan. Demokrasi tidak dapat bertahan tanpa sokongan lembaga militer. Ini adalah suatu tragedi. Itu sebabnya, sebenarnya, tidak ada demokrasi yang sejati. Kerajaan-kerajaan duniawi mengklaim memilikinya dan namun dalam kenyataannya bukan demikian.

Akan tetapi di dalam Kerajaan Allah, Allah memegang kendali. Dia bukanlah diktator. Dia bukanlah tiran. Dia adalah Pribadi yang mengangkat kepentingan terbaik kita layaknya seorang ayah. Itu sebabnya kita, yang melangkah bersama dengan Allah, memanggil-Nya 'Bapa'. Bapa adalah kepala rumah tangga. Seorang bapa yang baik memegang kendali akan tetapi dia bukanlah tiran. Namun Dia menghendaki kualitas-kualitas tertentu. Jika Anda memiliki anak, anak macam apa yang Anda kehendaki? Apakah anak yang senang bermain-main saja sepanjang hidupnya? Yang tidak punya disiplin pribadi? Yang menghamburkan uang Anda? Yang terus saja bermasalah? Anak macam apakah yang Anda inginkan? Dan anak-anak macam apakah yang dikehendaki oleh Allah? Seharusnya ini adalah hal yang mudah untuk dipahami.

2 Macam Manusia
Pada dasarnya, ada dua macam orang di dunia ini. Yesus di dalam setiap perumpamaan-Nya menegaskan hal itu. Yang satu, contohnya, dapat disebut sebagai domba, dan yang satunya lagi kambing. Atau bisa juga, gandum dan lalang. Perbandingan ini bisa dilihat di sepanjang Kitab Suci. Dan di dalam ruangan ini juga terdapat dua macam orang. Anda termasuk ke dalam salah satu dari dua kategori itu. Termasuk apakah Anda ini? Jenis yang pertama adalah yang mengerjakan kehendak Allah dan mereka tahu bahwa mereka mengerjakan hal itu karena mereka berkomitmen untuk melakukannya. Dan jenis yang lainnya adalah yang tidak mengerjakan kehendak Allah. Banyak orang yang berada di tengah-tengah, yang tidak tahu apakah mereka mau mengerjakan kehendak Allah atau tidak, dan mereka menghabiskan seumur hidupnya hanya untuk memastikan hal itu. Dan selama Anda belum memastikan hal itu, maka Anda boleh yakin bahwa Anda tidak sedang melakukan kehendak Allah. Anda perlu membuat suatu keputusan.

2 Macam Reaksi
Nah, izinkan saya menguraikan lebih jauh lagi tentang hal hidup di dalam Kerajaan. Saya sudah membahas sedikit tentang hidup di dunia. Saya akan melanjutkan sedikit lagi sebelum membahas tentang sikap hati yang dibutuhkan untuk mempelajari Injil. Bahkan di saat saya sedang berkhotbah, Anda akan mendapati ada dua macam sentimen yang tumbuh di dalam diri Anda. Saya bukanlah seorang pengkhotbah yang populer karena saya menyampaikan Firman Allah, dan Firman Allah itu akan menyinggung hati atau terdengar bodoh, bergantung pada sikap hati Anda. Itulah yang dikatakan oleh rasul Paulus. Yang kita bicarakan adalah kuasa Allah. Paulus menyampaikan hal ini di dalam 1 Korintus 1:17 bahwa kuasa tersebut adalah suatu kebodohan bagi sebagian orang dan batu sandungan bagi yang lainnya. Apa pandangan Anda? Suatu kebodohankah? Atau batu sandungan? Apakah Anda memiliki syarat yang dibutuhkan untuk melihat visi itu? Dan itulah alasan mengapa saya menguraikan poin yang satu ini karena tak ada gunanya berbicara tentang visi yang tidak bisa Anda lihat, karena tanggapan Anda pada khotbah ini adalah, "Oh, saya belum pernah mendengar tentang hal ini. Sungguh menyinggung. Sangat mengganggu."

Di dalam Matius 7:6 Yesus berkata, "Jangan berikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan lemparkan mutiara kepada babi." Nah ketika saya masih baru menjadi Kristen, saya merasa bahwa ayat ini sangatlah menyinggung hati. Apakah ayat itu terasa menyinggung? Setelah bertahun-tahun, saya baru menyadari betapa benarnya ayat itu. Jika Anda melemparkan barang yang kudus kepada anjing, jika Anda lemparkan mutiara kepada babi, tahukah Anda apa hasilnya? Mereka akan menginjak-injak barang itu dan berbalik mengincar dan meremukkan Anda. Itu adalah perkataan dari Yesus di dalam Matius 7:6 dan bukan perkataan saya - lalu ia berbalik mengoyak kamu.

Kebenaran akan membangkitkan kemarahan dan kebencian yang amat sangat. Ketika rasul Paulus memberitakan keselamatan dari Allah (ingatlah, yang dia khotbahkan adalah keselamatan bukan kutukan) namun yang dia dapatkan adalah lemparan batu, dan ia bahkan pernah dilempari dan ditinggalkan karena dikira sudah mati. Berapa kali dia dipukul atau dicambuk? Berapa besar penderitaannya? Dia berkata bahwa dia memiliki bekas luka di sekujur tubuhnya sebagai bukti kesetiaannya kepada Kristus. Mengapa orang-orang melempari dia dengan batu padahal dia tidak mengatakan hal-hal yang buruk pada mereka, melainkan menyampaikan tentang keselamatan dari Allah dan mengundang mereka untuk datang dan mengerjakan kehendak Allah?

Saya sudah berkali-kali diserang. Saya diserang bukan oleh batu tetapi kata-kata yang dirancang untuk mencabik dan memfitnah saya dalam segala hal. Dan itu justru dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya "Kristen". Di sini, kita bisa melihat sesuatu yang jauh lebih buruk ketimbang sekadar reaksi negatif, "Aku tidak suka dengan khotbah ini. Aku tidak mau mendengarkannya." Ada orang yang akan mengacuhkan Anda; itu adalah hal yang paling baik yang akan mereka lakukan terhadap Anda. Yang lainnya akan mengoyak diri Anda. Sanggupkah Anda menanggungnya? Tak usahlah berbicara tentang bersepeda melintasi Swiss atau dari Shanghai ke Suzhou dan petualangan sejenis itu. Sanggupkah Anda menerima kata-kata yang kasar, kata-kata yang tidak adil, tidak benar dan tidak membalasnya? Saya tidak pernah membalas atau memfitnah mereka yang memfitnah saya. Tidak, saya tidak melakukan hal tersebut karena saya punya Dia yang akan menangani semua perkara itu pada waktunya.

Tapi sekarang, jika Anda memiliki sikap hati yang berkata, "Apapun kebenarannya, aku siap untuk menjalankannya tak peduli apapun yang dipikirkan oleh orang lain." Anda tidak melakukan kebenaran bagi kepentingan orang lain; Anda tidak bisa menyerahkan hidup Anda kepada Allah karena tekanan keluarga atau karena hal apapun itu. Anda harus melakukannya demi satu alasan saja: bahwa Anda sendiri telah mulai melihat visi itu dan Anda mengambil langkah ke depan. Saya tidak tahu apakah Anda dapat melakukan itu.

Mukjizat Terjadi bagi yang melakukan Kehendak-Nya
Selanjutnya terjadilah hal-hal yang ajaib. Mukjizat terjadi. Kadang kala, saya malah tidak tahu bagaimana harus bersaksi pada orang-orang tentang perjalanan luar biasa saat melangkah bersama dengan Allah. Saya merasa bahwa mereka telah melewatkan begitu banyak hal dan mendapatkan sangat sedikit. Mereka memiliki rumah yang besar, mobil yang mewah, tetapi tidak ada artinya. Semua itu akan berlalu. Mereka memiliki hal-hal yang tidak berharga untuk dimiliki. Jika saya mengenang kembali tahun-tahun panjang langkah saya bersama Allah, dan segala yang saya alami bersama-Nya, saya tidak akan bersedia menukarkan satupun dari itu semua dengan mobil atau rumah atau yang lainnya. Sungguh ajaib dapat mengenal Allah dan dapat berkomunikasi dengan-Nya!

Mukjizat Israel
Nah, mari kita kembali ke Kedaulatan Allah (Kingship of God). 'Raja (King)' adalah kata yang kuno. Kita jarang memakai kata 'raja' sekarang ini. Tidak masalah. Kata Kedaulatan Allah (Kingship of God) bisa kita ganti dengan kata Kepemimpinan Allah (Headship of God), Pemerintahan Allah (Rulership of God), Kepresidenan Allah (Presidency of God), dan sebagainya, asalkan Dia berada di posisi itu bukan atas dasar pemungutan suara. Israel adalah satu-satunya negara yang memulai dengan theokrasi; satu-satunya negara yang diperintah oleh Allah. Dan Allah memerintah Israel melalui seorang yang bernama Musa. Allah menugaskan Musa, orang yang agak pemalu, pendiam, mirip dengan Timotius di dalam Perjanjian Baru. Allah menugaskan Musa untuk memimpin bangsa Israel menghadapi tantangan yang luar biasa, yang membuat petualangan saya melintasi Swiss menjadi tidak berarti karena Musa harus memimpin bangsa ini melintasi padang gurun menuju ke Tanah Perjanjian. Dia harus memimpin perjalanan yang melibatkan 2 juta orang.

Tantangan macam apa ini? Dua juta orang bergerak melintasi padang gurun, di sepanjang lintasan itu jelas tidak ada toserba di mana Anda dapat membeli minuman dingin sebagai penyegar, tak ada McDonald's atau Kentucky Fried Chicken, bahkan tidak ada jalan raya! Dua juta orang berjalan melintasi padang gurun yang gersang. Jika Anda sempat membaca Kitab Keluaran lagi, Anda akan tahu bahwa ini adalah suatu tantangan yang sangat besar! Tak mungkin bisa dikerjakan! Pikirkan saja masalah logistiknya! Jika Anda perhitungkan baik-baik situasi tersebut, berapa banyak air yang dibutuhkan oleh dua juta orang dalam sehari? Padahal air adalah barang yang langka di padang gurun! Saya pernah mengunjungi padang gurun tersebut dan saya berpikir, dapatkah saya menghabiskan waktu 24 jam di padang gurun yang gersang ini? Di dalam kedinginan di malam hari, dan kepanasan di siang hari?" Akan sangat sulit untuk melintasi padang gurun tersebut, apa lagi melintasinya dalam kumpulan dua juta orang berikut anak-anak dan barang-barang.

Poin dari bagian ini adalah: Allah itu Raja. Allah yang memegang kendali. Dan apa yang terjadi jika Anda melangkah, bukan dengan kehendak Anda melainkan dengan kehendak Allah? Mukjizat akan terjadi.

Ketika saya masih baru menjadi Kristen, itu semua menjadi pedoman buat saya. Saya melangkah di berbagai padang gurun bersama Allah. Saya pernah tidak memiliki penghasilan, tanpa makanan, dan seringkali tanpa uang satu sen pun di kantong. Saya harus memasrahkan diri kepada Allah bagi pemenuhan kebutuhan saya. Dan Allah yang saya sembah itu nyata. Semakin Anda melakukan kehendak Allah, semakin Anda mengalami kenyataan Allah. Dan semakin Anda mengalami kenyataan Allah, maka semakin giat Anda melakukan kehendak Allah. Terbentuk suatu lingkaran rohani yang bertumbuh dengan intensitas yang semakin meningkat.

Apakah Allah itu nyata bagi Anda? Saya rasa sangat sedikit orang yang mengenal Allah secara nyata. Dan karena Anda tidak mengenal Dia secara nyata, maka Anda akan menganggap perjalanan ini adalah tindakan gila. Bayangkan perjalanan bagi dua juta orang melintasi padang gurun. Bahkan dalam kondisi di zaman sekarang ini saja sulit. Jika Anda tidak percaya, cobalah berjalan di padang gurun Sinai cukup dua hari saja dan lihat sendiri seberapa jauh jarak yang dapat Anda tempuh. Tak ada air di sana. Anda boleh membawa air sebanyak yang Anda mau. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melintasi jalur yang paling pendek di gurun Sinai tanpa memakai kenderaan? Silakan mengambil jalur yang terpendek. Lakukan dengan berjalan kaki. Berangkatlah dengan air dan makanan sebanyak yang mampu Anda bawa dan coba lihat seberapa jauh Anda bisa berjalan. Tidak terlalu jauh saya rasa. Kita membaca tentang semua hal ini tetapi kita tidak memahami. Anda tidak akan dapat membawa persediaan kebutuhan buat dua juta orang di sana untuk jangka waktu yang lama. Makanan atau minuman itu akan segera habis. Allah ingin menunjukkan bahwa jika Dia adalah Raja, maka Anda tidak akan kekurangan apa pun. Selama Anda mengerjakan kehendak-Nya, maka Anda akan mengetahui realitas Allah. Hal ini terlalu indah untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Mukjizat Stasiun radio
Saya sudah menanggapi sebuah tantangan. Tuhan memberi saya tantangan dan Dia tak pernah gagal. Saya sudah pernah memberi kesaksian mengenai mimpi saya agar China terbuka bagi Injil. Dan bagaimana cara kami membawa Injil masuk ke China dalam waktu yang paling singkat? Salah satu jalan yang terpikirkan oleh saya adalah melalui siaran radio. Kami perlu memiliki sebuah stasiun radio. Saya berkata, "Tuhan, apakah akan sesuai dengan kehendak-Mu jika kami mencoba membawa Injil masuk ke dalam China melalui siaran radio?" Saat saya di Montreal, saya sempat berbincang-bincang dengan seseorang di gereja kami, seorang profesor di McGill jurusan teknik elektronika, dan saya tanyakan mengenai siaran radio. Dia berkata, "Saya bukan ahli di bidang itu." Tetapi dia berkata, "Saya kenal seorang profesor yang ahli di bidang Transmisi radio." Lalu dia memperkenalkan saya kepada profesor ini. Hal pertama yang ditanyakan oleh profesor ini adalah, "Apakah Anda punya banyak uang?" Saya menjawab, "Tidak. Saya tidak punya banyak uang." Dia menyahut, "Nah, jika Anda berbicara tentang siaran radio, maka hal itu melibatkan uang jutaan dolar. Anda tidak sedang berbicara tentang uang receh di sini. Tanpa dana jutaan, maka Anda tidak bisa membahas tentang penyiaran." Lalu dia memberi saran yang lebih murah seperti menyewa jam siar di Radio CBC dan mengadakan siaran dari Kanada, dan sebagainya. Dia tidak tahu pasti apakah CBC bersedia menyewakan jam siarnya tetapi dia berkata akan mencari tahu tentang hal itu.

Jadi saya harus menangguhkan rencana itu untuk sementara waktu sampai suatu hari, seorang rekan sekerja berkata kepada saya, "Ada sebuah stasiun radio Kristen yang menawarkan untuk menjual stasiun siaran mereka yang menjangkau China." Saya menyahut, "Benarkah?" Lalu saya teringat pada kata-kata si profesor itu, "Anda perlu dana jutaan dolar." Berapa banyak uang yang dibicarakan dalam tawaran itu? Wah! Sejuta dolar AS! Dari mana kami punya uang sejuta dolar? Tak ada orang kaya di gereja kami. Bagaimana kami bisa menggali dana sebanyak itu? Itu menjadi satu tantangan bagi kami. Apakah Allah Anda nyata? Nah saya berpikir, "Jika ini memang kehendak-Mu, Tuhan, apalah artinya sejuta dolar?" Bagi Allah, apakah itu masalah besar? Tentu bukan.

Apakah uang USD 1 juta itu besar bagi Anda? Tentu saja. Terutama jika dana Anda bahkan tidak mencapai sepersekian dari itu. Pemilik stasiun itu sangat perlu untuk menjual stasiun radio itu karena mereka terlilit hutang dan berniat menjual stasiun radio tersebut kepada orang-orang yang mengasihi Tuhan. Stasiun itu adalah stasiun radio Kristen dan mereka mengasihi Tuhan, dan mereka bersedia menjualnya dengan harga yang sangat murah, karena sebagaimana yang telah dikatakan oleh si profesor itu, membeli sebuah stasiun radio butuh biaya jutaan dolar. Dan stasiun radio itu awalnya berharga USD 5 juta. Akan tetapi mereka bersedia menjualnya dengan harga sejuta saja.

Lalu apa yang akan Anda lakukan? "Apakah tawaran itu diambil?" Kemudian Anda memeriksa dompet Anda dan berkata, "Tak bisa dilaksanakan." Akan tetapi saya sudah mengenal Allah saya selama bertahun-tahun. Apakah Allah itu nyata? Cukup nyata untuk menaruh uang sejuta dolar di atas meja? Apakah menurut Anda begitu? Apa jawaban Anda jika Anda yang menerima tawaran itu? Saya sendiri berkata, "Ya, kita ambil tawaran itu. Selanjutnya kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh Tuhan." Nah, kejadiannya sungguh indah. Mulai tahun 2000, stasiun radio itu telah mengadakan siaran ke China selama 4 1/2 jam sehari. Firman Allah menyebar dan mampu menjangkau lebih banyak orang dalam 4 1/2 jam dalam sehari, jauh melampaui jumlah yang mungkin sanggup kita jangkau di sepanjang hidup kita.

Dan di samping itu kami menghadapi lebih banyak tantangan lagi. Pertama-tama, kami tidak punya teknisi radio yang menguasai seluk-beluk pengoperasian sebuah stasiun radio, kami tak tahu apa-apa tentang pengoperasian stasiun radio. Itu sebabnya mengapa saya katakan bahwa jika Anda tidak mengenal Allah secara nyata, maka kehidupan Kristen yang sejati itu menjadi mustahil dijalani.

Apakah Anda yang di gereja pernah melihat seseorang membawa kantung sambil berkata, "Sumbangan buat pembangunan stasiun radio"? Itu adalah cara yang lazim yang digunakan oleh gereja - menggalang dana. Kami memiliki lebih dari 25 gereja untuk mengedarkan kantung sumbangan tersebut akan tetapi kami tak pernah melakukannya. Tak pernah ada orang yang didatangi dengan kantung sumbangan tersebut. Saya percaya pada Allah yang hidup. Saya tidak meminta pada seorang pun dalam menyediakan dana sebesar HK$ 8 juta itu. Berapa banyak uang yang Anda sumbang? Mungkin tak ada sama sekali, atau sedikit sekali. Dan dari manakah uang HK$ 8 juta itu datang? Sungguh indah cara Allah bekerja.

Sekitar dua tahun sebelumnya, ada seorang saudara yang memiliki tabungan senilai lebih dari HK$ 3 juta, dan dia mendatangi saya dan berkata, "Aku ingin menjual apartemenku yang bernilai HK$ 3,5 juta. Aku ingin memberi untuk pekerjaan Tuhan. Ke mana uang itu bisa ku-salurkan?" Saya berkata, "Sekarang ini saya tidak punya saran untuk pemakaian uang itu. Mengapa tidak kamu simpan saja sampai tiba saatnya nanti di mana Tuhan akan memakai uang itu?" Dan di tahun berikutnya, dia datang lagi kepada saya, "Aku sudah menunggu selama setahun." Dia sangat berhasrat untuk menyumbangkan dana yang sebesar HK$ 3,5 juta itu. Dan saya menjawab, "Maaf, masih belum terlihat petunjuk tentang pemakaiannya, jadi mengapa tidak disimpan saja uang itu sampai datangnya petunjuk nanti?" Lalu sekitar satu setengah tahun kemudian dia mendatangi saya lagi, "Bagaimana nasib uang yang HK$ 3,5 juta ini? Saya tidak mau dana ini menganggur." Di Hong Kong, jika Anda menabung maka Anda akan menerima bunga sekitar 1/2 persen jadi menabung di bank hampir tidak ada imbalannya. Lalu, pada saat itu, saya berkata, "Ya, ada petunjuk sekarang. Maukah Anda memakainya dalam pembelian stasiun radio?" Matanya berbinar, "Akhirnya! Akhirnya!" demikian katanya.

Dan ajaibnya, kemudian datanglah orang-orang kepada saya dan berkata, "Aku punya HK$1 juta, aku punya HK$2 juta." Kami harus menyelesaikan pembayaran pembelian stasiun radio tersebut dalam setahun. Kami membayar sebanyak tiga kali di luar pembayaran pertama. Jika ada satu pembayaran saja yang gagal, maka pembelian kami dibatalkan dan semua uang yang telah kami keluarkan itu akan terbuang percuma. Dengan kata lain, jika kami sudah membayar sebanyak tiga kali, dan pada pembayaran yang keempat kami tidak mampu memenuhinya, maka semua uang yang telah dikeluarkan itu akan hilang karena begitulah kontrak yang tertulis. Jadi kami harus benar-benar mengandalkan Tuhan agar dana yang dibutuhkan dapat tersedia tanpa publisitas. Tak ada orang yang pernah mendengar pengumuman dari kami mengenai hal itu, kami sama sekali tidak melakukan acara penggalangan dana, kami tidak melakukan acara apa pun dengan tujuan mendapatkan dana. Sungguh indah cara Allah bekerja. Saya menjadi saksi atas semua ini. Keajaiban dari kuasa Allah! Tak ada cara manusiawi yang dipakai.

Seberapa nyata Allah Anda? Nah ketika Israel memiliki Allah sebagai Raja, keajaiban-keajaiban terjadi. Keajaiban macam apa yang terjadi? Jika 2 juta orang membutuhkan air minum, dapatkah Anda bayangkan seberapa banyak air yang dibutuhkan di padang gurun itu? Dan Anda tentu tahu apa yang Musa kerjakan saat itu. Dia disuruh, "Pukullah batu itu dan air akan memancar keluar." Dia lalu memukul batu itu dan air memancar keluar. Air keluar dari batu? Berapa banyak air yang Anda butuhkan untuk mengalirkan sungai? Kebutuhannya untuk 2 juta orang dan itu bukan sekadar untuk minum saja melainkan juga untuk mandi dan cuci. Sungguh ajaib! Bagaimana dengan kebutuhan makanan? Diberikan dalam bentuk manna. Di pagi hari, manna tersedia di atas tanah dan siap untuk dipunguti. Anda bisa membuat roti atau serabi jika Anda suka, terserah Anda. Anda bisa makan sebanyak yang Anda suka dan manna ini juga sangat bergizi. Makan manna sangat menyehatkan tubuh Anda. Selama 40 tahun, Allah menyediakan air dan makanan.

Apakah Anda pikir itu semua hanya dongeng? Apakah Anda pikir Allah kita itu hanya tokoh dongeng saja? Jika memang demikian pikiran Anda, maka khotbah ini bukan untuk Anda. Orang-orang bertanya, "Nah, seberapa nyata Allah itu? Jika saya lapar, apakah Dia akan memberi makan?" Tentu saja. Saya mengalami hal itu sampai sekitar tiga tahun waktu saya di China. Saya berbicara sebagai orang yang tahu akan hal ini. Anda yang menikmati segala kemudahan dan kenyamanan hidup memang kurang beruntung. Segala kebutuhan Anda sudah terpenuhi, karena itu Anda tidak pernah perlu mengandalkan Allah untuk memenuhi kebutuhan Anda. Jika Anda sakit dan tak punya uang dan tak punya Allah, maka Anda benar-benar dalam masalah. Tapi jika Anda punya Allah, maka Anda tidak kekurangan apa-apa, asalkan, Anda benar-benar selalu mengerjakan kehendak-Nya.

Apakah Anda Mengenal Allah?
Mengerjakan kehendak-Nya, bukan berarti bahwa Anda melakukan kehendak-Nya untuk sementara saja. Bukan juga sekadar memikirkan bahwa Anda sedang mengerjakan kehendak-Nya. Kita sangat ahli dalam menipu diri sendiri. Kita harus memeriksa diri kita setiap saat. Apa maksudnya mengira bahwa Anda sedang mengerjakan kehendak-Nya? Ada bedanya antara agama dengan kerohanian. Saya sampaikan kemarin(Visi Kerajaan Allah 1) bahwa saya tidak punya hubungan apa-apa dengan agama. Demikian pula seharusnya dengan Anda.

Tahukah Anda perbedaan antara agama dengan kerohanian? Yang mana yang Anda miliki? Perbedaannya adalah seperti langit dan bumi. Menjadi rohani berarti berhubungan dengan Allah dan mengenal Dia, Allah yang sejati. Mengenal-Nya berarti memperoleh hidup yang kekal (1 Yoh 5:20). Apakah Anda mengenal Dia? Jika Anda tidak mengenal Dia, maka Anda tidak memiliki hidup yang kekal. Itulah kata-kata yang tertuang dalam Alkitab. Diselamatkan, dalam bahasa yang alkitabiah, berarti memiliki hubungan dengan Allah, berarti Anda harus mengenal Dia.

Mengenal Allah vs. agama, ritual, teologi, penyembuhan iman
Anda tidak perlu mengenal agama. Jarang di antara orang-orang dalam agama yang mengetahui sesuatu tentang Allah. Mereka mengetahui tentang Allah lewat ilmu pengetahuan, akan tetapi mereka tidak tahu sebenarnya siapa yang mereka bicarakan. Agama adalah sistem buatan manusia, sebagian besar merupakan unsur kebudayaan. Lihat saja gaya arsitektur bangunan gereja, apakah itu gaya arsitektur dalam Alkitab? Tentu tidak. Itu gaya bangunan manusia. Jika Anda berada di negara-negara barat, maka gaya bangunan gereja baratlah yang Anda lihat, jika Anda berada di timur, maka gaya bangunan timurlah yang Anda lihat. Tak ada hubungannya dengan Alkitab, tak ada hubungannya dengan Allah. Itu gaya bangunan kita sendiri. Kita gemar memakai gaya kita sendiri dalam membangun sesuatu. Anda bisa saja membangun gereja dengan gaya apa pun, termasuk bentuk yang sederhana sekalipun. Akan tetapi itu tidak ada hubungannya dengan Allah.

Kemudian ada berbagai macam upacara dan ritual. Kita juga punya berbagai macam upacara bukan? Kita memulai dengan sekitar 40 atau 10 menit bernyanyi. Saya pernah datang ke sebuah gereja yang acaranya menyanyi dari awal hingga akhir dan Anda bertanya-tanya apakah akan ada khotbah di gereja ini. Mereka terus saja menyanyikan lagu demi lagu. Ada paduan suara yang menyanyi di sebuah panggung, dan jemaat juga sesekali bernyanyi. Lalu para penyanyi di atas panggung menyanyi kembali. Hal itu berlanjut terus. Lalu saya membatin, "Sudah satu jam saya di sini. Apakah acara menyanyi ini akan berakhir? Apakah pendetanya akan berkata, "Baiklah, kita akan menyampaikan doa penutup dan mengakhiri ibadah hari ini"? Nah, di ujung acara, memang ada acara bersaksi, bukan khotbah melainkan acara kesaksian. Saya tidak ingat kesaksian yang diberikan. Setiap gereja mempunyai tradisinya sendiri-sendiri.

Kadang kala saya dengar di TV, isi khotbahnya mengenai bagaimana agar Anda menjadi kaya. Ikuti prinsip ini, yaitu prinsip Abraham. Abraham sangat kaya. Ini saya sebut sebagai, "Injil Abraham." Mereka tidak memberitakan Injil Kristus, mereka memberitakan 'Injil Abraham' karena Yesus miskin dan Abraham kaya. Siapa yang mau Injil Yesus? Mereka menginginkan 'Injil Abraham'. Cara untuk menjadi kaya. Dia memiliki kawanan ternak yang tak terhitung jumlahnya. Dan kita menerjemahkan itu sebagai harta benda, mobil atau apa pun itu. Itulah kekristenan sekarang ini. Itulah agama. Saya tidak mau menyebutkan nama, namun jika Anda menyalakan TV, maka Anda akan tahu.

Atau, hal lainnya adalah kesembuhan. Si penyembuh iman berkata, "Saat ini saya melihat ada yang sedang menderita kanker dan kanker itu terdapat di sini dan di situ. Dan ada juga yang menderita sakit di mata kanannya dan saya berdoa buat Anda. Saya berdoa bagi Anda sekarang dan kanker serta penyakit mata itu sedang lenyap. Anda harus mempercayai hal itu." Pasti akan ada orang yang menderita kanker dan sakit di mata kanannya ketika Anda sedang berbicara di TV atau radio. Saya jemu dengan segala macam trik agama atau omong kosong seperti itu. Tentu saja, di ujung acara mereka berkata, "Dalam rangka mempertahankan keberlangsungan acara ini, kami membutuhkan sumbangan amal Anda. Ingatlah kami dan kami akan memberikan Anda brosur gratis jika Anda mengirimkan sumbangan kepada kami."

Kami tidak melakukan hal tersebut di stasiun radio kami. Sebaliknya, kami justru berkata, "Jika Anda berminat pada isi khotbah ini, kami akan mengirimnya dalam bentuk cetakan jika Anda mau, atau melalui internet, atau dengan cara lain yang sesuai dengan keinginan Anda." Kami tidak pernah meminta barang sesen pun dari setiap orang. Bedanya seperti langit dan bumi. Agama butuh uang untuk bisa berlanjut. Kerohanian tidak butuh itu; jika Anda butuh uang, Allah akan memberinya; Anda tidak perlu meminta kepada orang lain untuk itu. Perbedaan antara agama dan kerohanian adalah seperti perbedaan di antara langit dan bumi.

Anda bisa saja menjadi seorang pendeta di sebuah gereja tanpa mengenal Allah. Gereja sekarang ini penuh dengan pendeta yang tidak mengenal Allah. Mereka adalah musuh terbesar saya karena saya selalu mengungkapkan keberadaan mereka. Mereka tidak seharusnya menjadi pendeta jika mereka tidak mengenal Allah. Jenis pendeta yang saya akui sesuai dengan Alkitab adalah orang-orang yang melangkah bersama Allah, yang mengenal Allah yang hidup. Jangan mengira karena Anda adalah lulusan sekolah Alkitab, telah mendapatkan ijazah atau yang sejenisnya, maka Anda layak menjadi pendeta. Ijazah tidak membuat Anda layak untuk apapun. Anda harus mengenal Allah.

Saya pernah mendatangi sebuah gereja di Hong Kong dan yang saya dapatkan adalah kuliah teologi alkitabiah. "Astaga!" saya membatin. Saya menatap sekeliling dan bertanya-tanya, "Apakah orang-orang ini tahu apa yang sedang dia bicarakan?" Nah, karena dia tidak mengenal Allah, lantas apa yang akan dia khotbahkan? Dia harus mengkhotbahkan sesuatu yang terdengar religius. Lalu dia membuka buku teologi dan mengkhotbahkannya atau menceritakan sebuah kisah. Saya mengunjungi gereja yang lain dan yang saya dengar adalah cerita-cerita dari awal hingga akhir - sangat indah, menyenangkan, cerita-cerita tentang moral. Pada akhir acara, saya membatin, "Itu semua adalah kisah-kisah yang bagus akan tetapi apa poin utamanya? Apa yang mau dia sampaikan?" Saya bertanya kepada Helen, "Apakah kamu mendapatkan hikmah dari khotbah tadi?" Dia menjawab tidak. Apa pesan dari kisah-kisah itu pada pendengarnya? Saya rasa seharusnya ada satu benang merah yang menjalin semua kisah tersebut. Jika memang ada, maka saya telah gagal menangkapnya. Demikianlah, agama lalu menjadi semacam alat hiburan, berisi tentang kisah-kisah moral.

Beberapa orang berkata, "Semua agama itu sama saja. Semuanya mengajar kita untuk menjadi baik." Dalam kadar tertentu hal itu memang benar. Semua agama pada tingkatan tersebut pada dasarnya sama saja. Agama Buddha mengajar Anda untuk menjadi orang yang baik. Islam mengajar Anda untuk menjadi orang yang baik. Agama apa yang tidak mengajar Anda untuk menjadi orang yang baik? Adakah agama yang menyuruh Anda menjadi orang jahat? Tentu tidak. Lalu apa bedanya? Kekristenan juga sama saja. Dan tahukah Anda mengapa kekristenan mengalami kehancuran? Ya, Anda tidak salah dengar, kehancuran. Anda tahu mengapa? Karena sebagai agama, ia bertumbuh menjadi besar dalam hal jumlah dan pengaruh akibat struktur sosialnya. Padahal kekristenan di dalam Alkitab adalah perkara mengenal Allah.

Saya membaca buku tulisan seorang dokter yang memberitahu tentang cara untuk hidup yang lebih baik dan awet muda. Dan salah satu sarannya adalah pergi ke gereja. Apa? Saya tidak salah dengar? Sayangnya dia tidak menyuruh Anda pergi ke gereja untuk mengenal Allah. Dia katakan pergi ke gereja dalam rangka kesehatan Anda. Anda mungkin bertanya, "Apa maksudnya pergi ke gereja dan menjadi lebih sehat?"

Ketika Anda pergi ke gereja, Anda mendapatkan kelompok masyarakat yang saling peduli dan ramah, pada umumnya demikian walaupun tidak selalu demikian. Demikianlah, ketika Anda masuk ke gereja di hari Minggu, mereka akan menyapa, "Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu. Apakah kamu baik-baik saja?" Mereka menunjukkan perhatian kepada Anda. Jika Anda tinggal di rumah, siapa yang peduli kepada Anda? Keberadaan Anda tidak dipedulikan oleh siapapun. Namun ketika Anda masuk ke gereja, setidaknya orang-orang di sana akan meluangkan waktu sekitar 5 menit untuk beramah-tamah dengan Anda. Tentu saja, banyak dari antara mereka yang terburu-buru pulang untuk makan siang, makan malam, atau apapun itu. Dan beberapa gereja memiliki kelompok-kelompok kecil yang berfungsi sebagai suatu kelompok pendukung. Kelompok pendukung sangatlah penting untuk dukungan moril dan emosional. Jadi, gereja bisa saja bertumbuh tanpa ada isi rohaninya, sama seperti "Alcoholics Anonymous (kelompok pendukung bagi mereka yang ingin lepas dari kecanduan alkohol)."

Tanpa Pengenalan dengan Allah, Gereja Mati
Tetapi mengapa saya berkata bahwa gereja sedang sekarat? Karena semakin sedikit orang yang mengenal Allah yang hidup. Ini suatu tragedi. Saya tidak mau membangun gereja semacam ini. Saya lebih suka gereja yang jemaatnya sedikit tetapi setiap anggota adalah prajurit Kristus yang sejati. Semuanya benar-benar mengenal Allah, semuanya berkomitmen untuk melakukan kehendak-Nya. Saya menyampaikan khotbah khusus mengenai Komitmen Total karena hanya ada satu jenis orang Kristen yang sesuai dengan Alkitab - yang secara total berkomitmen kepada Allah. Dan khotbah-khotbah itu diterima dengan baik di beberapa kalangan, tidak semuanya.

Buku ini, Totally Committed diajarkan ke sebuah gereja di Indonesia, sebuah gereja yang sedang sekarat dan ketika materi tersebut diajarkan di sana, api menyala kembali! Ia membawa pemulihan di gereja tersebut. Rekan sekerja yang melayani di sana bukan salah satu pengajar kita yang terbaik, tetapi dia berangkat ke sana dan mengajar tentang komitmen total di gereja ini, dan gereja itu mengalami kebangkitan dan pendetanya berubah, seluruh situasinya berubah. Hal yang sama terjadi di sebuah gereja di China. Ketika seorang pemuda membawa edisi berbahasa China pada pemimpin-pemimpin gereja di sana, mereka membacanya dan segera visi mereka timbul.

Apa itu Kehidupan Kristen?
Inti dari keseluruhan Alkitab berpusat pada satu hal saja, dan itulah hal yang perlu Anda ketahui. Anda tidak perlu menjadi seorang sarjana Alkitab karena satu-satunya hal yang dibutuhkan adalah mengerjakan kehendak Allah. Segala sesuatu bergantung pada perkara megerjakan kehndak Allah. Hanya itu saja. Jika Anda tidak mengerjakan kehendak-Nya, maka Anda berada di luar, dalam kaitannya dengan Kerajaan Allah, karena Kerajaan adalah tempat di mana kehendak Allah dilakukan.

Dan mengerjakan kehendak Allah bukan berarti mengerjakan apa  yang Anda kira sebagai sesuatu yang baik.

Apa maksudnya? Nah, sebagai contoh, Anda mungkin berkata, "Baik, aku tahu bahwa Allah ingin agar aku menolong orang yang miskin. Aku akan menolong orang-orang miskin. Setiap bulan aku akan menyumbangkan sejumlah uang kepada organisasi-organisasi Kristen, Yayasan anak-anak Kristen atau yang semacam itu. Berarti aku sudah mengerjakan kehendak Allah." Bukan begitu. Anda salah memahaminya. Anda tidak punya hak untuk memutuskan apa yang akan dilakukan dengan uang tersebut. Anda berkata, "Apa?"

Memang ini bukanlah hal yang mudah. Jika Anda hidup bersama Allah, jika Anda menjadi milik-Nya, maka uang Anda itu bukan milik Anda. Saya tidak punya uang satu sen pun di kantong saya. Memang tidak ada. Ini bukan sekadar membesar-besarkan masalah karena memang semua uang di kantong saya adalah milik Allah. Bukan saya yang memutuskan dan berkata, "Aku ingin memberikan uang ini."

Jika saya dapat memutuskan apa yang akan saya kerjakan dengan uang itu, berarti uang itu milik saya, bukan milik Allah. Jika uang itu milik-Nya, maka saya tidak punya hak untuk memakainya sekehendak hati saya. Sekalipun saya mengira bahwa tentunya Allah akan senang kalau saya memberikan $10 kepada orang miskin di jalanan, saya harus bertanya dulu kepada Allah, "Apakah saya perlu memberi uang $10 ini kepadanya? Saya bersedia dan senang memberinya, jika ini sesuai dengan kehendak-Mu." Anda mungkin berkata, "Allah pasti akan berkata, 'Tentu saja.'"

Nah, tidak mesti begitu. Jika Anda memberi orang itu $10, kemudian Anda melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan orang yang kondisinya lebih buruk, dan Anda tidak punya uang lagi untuk diberikan karena sudah Anda berikan kepada orang yang tadi. Hanya Dia yang tahu siapa yang lebih membutuhkan. Jika Anda memberikan uang kepada panti asuhan Kristen, bagaimana Anda tahu bahwa memang uang itu yang Allah inginkan untuk diberikan ke panti tersebut? Ada banyak yayasan. Mungkin saja Dia ingin agar Anda memberikan uang tersebut ke tempat yang lain. Lalu Anda terlanjur memberikannya ke salah satu yayasan, sehingga tak ada lagi yang bisa diberikan ke yayasan yang lainnya. Anda lihat, kehidupan Kristen berarti selalu menjaga hubungan dengan Allah supaya kita tahu kehendak-Nya setiap waktu.

Belajarlah untuk bertanya dan mendengarkan
Tapi kemudian Anda bertanya, "Saya tidak tahu bagaimana bersekutu dengan Allah." Belajarlah. Jika Anda bersedia mengerjakan kehendak-Nya, maka Anda perlu tahu apa kehendak-Nya. Jika Allah itu tidak ada, maka tidak ada kehendak yang harus diketahui, bukankah begitu? Anda tidak dapat berkomitmen pada sesuatu yang tidak ada. Apakah Anda ingin melakukannya? Jika Anda ingin melakukannya, maka Anda akan mendapati bahwa Anda akan tahu apa itu kehendak-Nya. Dan Anda tidak akan mengetahuinya cukup dengan sekadar berpikir, "Kurasa inilah yang Allah inginkan." Itu menurut Anda, bukan menurut Dia. Anda tidak boleh mengambil peran Allah dan mencoba menebak apa yang Dia kehendaki. Yang harus Anda lakukan adalah belajar untuk menyimak. Itu adalah langkah lanjutan yang tidak dapat kita bahas hari ini. Sekarang ini saya sekadar ingin menggaris-bawahi bahwa kehendak Allah adalah unsur yang sentral.

Tak ada sesuatu pun di dalam Alkitab yang tidak berkenaan dengan kehendak Allah. Apakah arti baptisan yang saya uraikan kemarin? Makna dari baptisan - rangkaian khotbah mengenai makna baptisan dapat Anda lihat di website gereja kami - bisa dirangkum ke dalam satu hal yaitu mengerjakan kehendak Allah. Sederhana saja. Banyak buku yang ditulis mengenai hal itu - mengenai pelaksanaannya, dan juga mengenai perinciannya. Atau, bisa juga dirangkum ke dalam satu pokok yaitu mengerjakan kehendak-Nya.

Kita tidak perlu menjadi seorang teolog jika ingin menjalani kehidupan Kristen. Sebagai contoh, Anda bisa mengendarai mobil akan tetapi apakah Anda mengetahui tentang mesin mobil itu? Mungkin tidak banyak. Bisa jadi Anda justru tidak tahu apa-apa mengenai hal itu, akan tetapi itu tidak membuat Anda jadi tidak mampu mengendarai mobil. Anda duduk, menyalakan kontaknya dan selanjutnya Anda tinggal menjalankannya. Itu saja yang perlu dikerjakan. Punyakah Anda pengetahuan mengenai aerodinamika? Apakah Anda mengerti tentang mesin jet? Mungkin tidak. Sama seperti saya, saya juga tidak mengerti. Tetapi hal itu tidak menghalangi kita untuk naik pesawat terbang dan melanglang buana.

Tahukah Anda dinamika kehidupan rohani? Kebanyakan orang tidak tahu. Namun Anda tidak perlu mengerti semua itu untuk berkata, "Aku datang, oh Allah, untuk melakukan kehendak-Mu. Dan aku akan melakukannya. Beritahukan saja apa kehendakMu itu." Jika hidup saya diibaratkan seperti mobil dan saya menyerahkannya kepada Allah dan berkata, "Inilah kunci hidup saya. Engkaulah yang menjalankan hidup saya." Jika Allah itu tidak nyata, maka tak ada yang akan menjalankan hidup Anda. Tak terjadi apa-apa. Bukankah hal ini mudah untuk dipahami? Itu sebabnya mengapa orang yang menyerahkan hidupnya dan mendapati bahwa Allah memang mengarahkan hidupnya tahu persis bahwa Allah itu nyata. Itulah langkah pertama di dalam mengenal Dia, yaitu mulai mendengar suara-Nya.

Contoh Pimpinan Tuhan
Jika Dia menyuruh Anda berbelok ke kanan, maka Anda berbelok ke kanan, jika perintah-Nya ke kiri, maka berbeloklah ke kiri. Saya pernah melakukannya secara harfiah karena pada saat itu memang harus begitu. Pada waktu itu saya akan bertemu sepupu saya dari China, dan saya tidak punya petunjuk apa-apa mengenai penampilannya. Sepupu saya yang di Hunan, menelepon saya dan berkata, "Aku akan pergi ke Shenzen karena aku harus mengantar seorang Profesor dari Amerika ke sana, dan selanjutnya dia akan pergi ke Hong Kong. Maukah kamu menemuiku karena aku sudah akan tiba di perbatasan?" Saat itu saya sedang di Hong Kong, saya menjawab, "Baik George. Tapi kita sudah lama tidak bertemu, sejak kita masih remaja. Aku tidak tahu bagaimana rupamu sekarang ini. Lalu bagaimana cara kita bisa saling mengenali?" Dan dia menjawab, "Aku punya akal. Bagaimana jika aku menunggumu di stasiun kereta api di loket nomor satu? Tentunya hanya ada satu loket nomor satu di sana. Aku akan menemuimu di loket nomor satu." Saya menyahut, "Baiklah, usul yang bagus." Saya tidak pernah ke stasiun itu, jadi saya tidak tahu apa-apa. Ternyata dia juga tidak pernah ke stasiun tersebut sehingga dia tidak tahu di mana loket nomor satu, dia sekadar menebak saja.

Saya dan Helen sampai di sana dan kami mencari loket nomor satu, dan saya mendapati bahwa mereka yang dari China daratan tidak diperbolehkan masuk ke stasiun dan hanya yang dari arah Hong Kong atau orang asing yang boleh masuk. Loket nomor satu tidak bisa didatangi oleh penduduk China. Jadi dia tidak bisa menunggu di sana. Dengan demikian, tidak ada gunanya berdiri di loket nomor satu. Jadi kami beranjak ke luar stasiun dan di luar sana berkerumun banyak sekali orang. Bagaimana cara untuk menemukan sepupu saya di sana? Nah, saya persingkat ceritanya karena saya sudah pernah memberi kesaksian akan hal ini.

Saat saya keluar dari stasiun, saya tahu bahwa tinggal satu cara yang tersisa untuk bisa menemukannya di tengah kerumunan banyak orang ini, yaitu mendengarkan petunjuk Tuhan. Saya menjadi semacam peluru kendali dan Dia yang mengarahkan saya. Sungguh indah! Apa kata Kitab Suci? Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Rom 8:14). Alkitab tidak berbicara secara hipotetis atau pun abstrak. Kalau dikatakan dipimpin Roh Allah, maka itu benar-benar berarti dipimpin Roh Allah. Saya menerapkannya secara harfiah. Saya berkata, "Tuhan, tak ada cara lain untuk menemukan sepupu saya sekarang. Pimpinlah saya. Saya akan mendengarkan."

Kemudian Dia memimpin saya, membawa saya berbelok ke sana dan kemari, kemudian melangkah lurus, dan saya bertemu dengan sepupu saya. Tentu saja, saat itu saya tidak tahu bahwa orang itu adalah dia, tetapi saya perkirakan bahwa tentu inilah orangnya. Ketika Tuhan berkata, "Berhenti di sini. Lihatlah ke atas. Sepupumu berdiri di sana." Saya menatap orang yang sedang berdiri di atas sebuah gundukan sambil menatap ke sana kemari, berusaha mencari saya di antara kerumunan banyak orang. Dan perkiraannya tentang rupa saya sangat jauh meleset. Jadi dia mencari-cari di arah yang berbeda, dan saya sendiri tidak tahu persis bagaimana kira-kira rupanya. Saya menatap ke atas dan berkata, "Apakah kamu George?" Dan dia menjawab, "Benar, saya George." Lalu dia menatap ke bawah dan berkata, "Tentunya kamu Eric." Dan saya menjawab, "Benar."

Lalu saya ceritakan padanya tentang apa yang saya alami dan sepupu saya yang berprofesi sebagai seorang profesor sangat terkejut. Dia berkata, "Di zaman sekarang ini, kamu bisa mendengar suara Allah?" Tentu saja bisa. Tetapi apa rahasianya? Saya tidak punya rahasia apa-apa selain apa yang sudah Anda ketahui. Saya berkomitmen untuk mengerjakan segala kehendak-Nya. Ya, semuanya.

Saya memberi kesaksian di gereja di Hong Kong bahwa ketika saya makan di restoran cepat saji, saya membaca menu dan bertanya, "Tuhan, yang manakah yang harus kumakan?" Jemaat terperanjat! Mereka bertanya, "Astaga! Maksud Anda, kita perlu bertanya kepada Allah tentang apa yang mau kita makan?" Saya katakan, "Anda mungkin tidak perlu. Anda orang bebas. Tetapi saya mau mengetahuinya." Anda mungkin berkata, "Wah, apa pentingnya menanyakan hal itu?" Nah, Anda tahu, kadang kala saya memesan satu jenis masakan dan tidak terkena masalah kesehatan. Namun ketika orang memesan masakan yang lain di tempat yang sama, dia terkena diare semalaman. Apa itu penting? Ya, Allah yang saya sembah peduli pada saya. Allah berkata, "Jangan pesan yang itu. Kamu pesan yang ini." Saya menuruti dan tidak terkena masalah. Anda bisa mengikuti kemauan Anda. Anda orang yang bebas. Dia tidak akan memasukkan Anda ke neraka karena Anda lebih suka ayam ketimbang sapi. Bukan begitu. Anda tahu bahwa Allah kita bukanlah tiran melainkan Dia peduli. Itu sebabnya saya berkata, "Bapa, bolehkah aku memesan masakan ini?" Jika saya tidak mendapatkan tanggapan negatif, saya lanjutkan. Sungguh indah melangkah bersama Bapa!

Itu sebabnya mengapa saya menatap sekeliling dan berkata, "Sungguh menyedihkan, orang-orang Kristen menjalani kehidupan rohani yang melarat. Mereka hidup tanpa arah, tanpa makna, tanpa tujuan." Hidup macam apa yang ingin Anda jalani? Dapatkah Anda menangkap visinya? Kita sedang brbicara tentang visi, dan visi bergantung pada hubungan yang hidup dengan Allah. Jika Anda memiliki hubungan tersebut, maka Anda akan memiliki visi tersebut.